Sumberdaya arkeologi, artefak yang bisu itu sesungguhnya jujur menyatakan kata dan makna, juga peristiwa masa lalu. Sehingga nilai penting artefak, data arkeologi itu dapat diungkap identitas dan jati diri masyarakatnya di masa lampau, yang nilai budaya itu diwariskan hingga kini.Â
Nilai penting sejarah, yang menjadi penanda identitas masyarakat Sangihe pada masa lampau, tergambar bahwasanya di masa lampau, terjadi perisitwa migrasi manusia yang melintasi Kepulauan Sangihe.
Kemudian, migrasi manusia itu tentu membawa dan memperkenalkan pula budaya yang dikenalnya, hingga di satu episode tertentu meninggalkan jejak sejarah dan budayanya.
Migrasi manusia dari Asia ke pasifik, membawa budaya tutur Austronesia, memperkenalkan budaya bercocok tanam, disertai alat-alat sederhana di masa itu.Â
Nilai Penting Agama. Selanjutnya memperkenalkan kepercayaan, ritual dan bukti-bukti kepercayaan terhadap leluhur, juga hubungan trasnsedental manusia dengan alam roh, alam gaib, kekuatan suci dan gaib di luar batas kekuatan manusia. Semua itu diperkenalkan sejak migrasi Austronesioa berlangsung.Â
Kepercayaan terhadap kekuatan roh gaib, disimbolkan penggunaan batu-batu besar, sehingga dalam perkembangannya muncul varian kubur batu, perlakuan terhadap orang yang mati, dikuburkan dalam wadah kubur batu. Karena adanya kepercayaan bahwa si mati hanya jasadnya saja yang mati, namun ruhnya masih ada dan kembali ke alam gaib.Â
Nilai penting kebudayaan, sumberdaya budaya, data arkeologi berupa artefak-artefak yang berserak, yang ditemukan oleh para peneliti adalah wujud dan bentuk transformasi kebudayaan.Â
Juga ada transmisi pengetahuan. Bahwa nenek moyang, leluhur telah mengajarkan bercocok tanam, juga mengajarkan akan pentingnya kepercayaan terhadap ruh leluhur, kepercayaan terhadap kekuatan gaib, di luar kekuatan manusia.Â
Nilai-nilai kebudayaan yang diwariskan itu, lalu berkembang dengan munculnya budaya yang berkembang dan berlanjut, keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan, Sang Maha Pencipta.Â
Menciptakan masyarakat yang religius, yang percaya bahwa kekuatan dan kekuasaan manusia sangat terbatas, sehingga pada akhirnya, manusia akan tertunduk mengharapkan kekuatan dan kekuasaan dari Sang Maha Kuasa.Â
Selain itu, medium ritual berupa batu-batu besar, adalah wujud budaya yang di dalamnya terdapat nilai kebudayaan yang sarat makna, antara lain persatuan dan gotong royong.Â