Dari Pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2020, tema syahdu nan menghanyutkan membawa pesan yang sangat dalam tentang keharmonisan alam dan manusia yang tak bisa dipisahkan. Nafas Bumi.
Ombak Menderu
Bukit Bertahta
Satwa Bercengkerama
Semua kisah tentang Manusia
Anak-anak Ibu Pertiwi menggaungkan legenda
Tentang negeri nan mulia
Didekap katulistiwa
Syair/lirik yang indah dibacakan oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, mengantar lagu yang juga indah, syahdu dan memikat, "Napas Bumi" Â yang dilantunkan oleh suara merdu Naura. Mendengar lagu ini kita akan terhanyut dalam alunan musik dan suara yang mengalun tenang membawa kita pada keindahan bumi pertiwi. Juga kedalaman maknanya tentang bagaimana kita mencintainya.Â
Kudengarkan engkau bersuara merdu
Kupandangi engkau menari indah
Duhai bumiku...
Duhai Bumiku..
Kurasakan tiap detakmu penuh
kuresapi hela napasmu utuh
Duhai Bumiku...
Duhai bumiku
Bisikanmu jadi harmoni
seiring angin membelai sukma
Bening heningmu membuai kalbu
Bersamau daun beradu syahdu
Kupandang kau bercahaya megah
bersisian engkau dan aku
selalu...
Lagu pada Pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional itu membawa pesan mendalam tentang bagaimana bumi adalah sumber kehidupan manusia. Menjadi harmoni yang saling melengkapi. Oleh karena itu pesan pada Pekan Kebudayaan Nasional 2020, adalah bahwa menjaga harmoni antara manusia dan lingkungannya.Â
Kearifan tradisi Nusantara mengajarkan kita untuk senantiasa memuliakan sesama serta alam lingkungan, dan esensi ini diwariskan melalui aneka perilaku, bentuk ritual, dan ekspresi kesenian rakyat.Â
Bahkan, hampir di seluruh ragam kebudayaan lokal, konsep-konsep keselarasan ini ditautkan dengan penghormatan kepada Tuhan Maha Kuasa sebagai sumber napas bumi berikut isinya.Â
Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini, yang menampilkan kreasi para seniman tradisi maupun kontemporer dari berbagai wilayah Indonesia, ingin mengajak siapa saja untuk menengok kembali nilai dan filosofi tersebut, sekaligus menarik sebentuk refleksi atas kenyataan kita hari ini, yakni perubahan yang menderas terjadi di segala lini serta tantangan pandemi Covid-19 (pkn.id).
Pesan ini juga sama dengan Pidato Kebudayaan Presiden Joko Widodo pada Pembukaan PKN itu, yang berpesan kepada kita agar terus menjaga bumi kita dengan sehormat-hormatnya.Â
Kita juga berdiri di atas ring of fire, yang memnbuat negeri kita rawan bencana. Semua ini adalah tantangan yang nyata, dan selama beradab-abad nenek moyang kita sudah bersahabat dengan kondisi tantangan itu.Â
Menjaga harmoni dengan alam lingkungan, membangun kebudayaan dan nilai keutamaan di atasnya. Itulah yang mebuat bangsa Indonesia tangguh, menghargai perbedaan dan kaya budaya.Â
Ketika menghadapi pandemi covid19, memori kebudayaan masyarakat tangguh bencana  kembali hidup. Lebih dari 8 bulan masyarakat memupuk solidaritas dan gotong royong menghadadapi bencana pandemi.Â
Banyak masyarakat kembali menggali kearifan lokal, membuat jamu sebagai alternatif penguatan imunitas tubuh. Budayawan dan pekerja seni mengembangkan kreasi untuk menghibur. Berkarya dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Â Semua bekerja untuk kelangsungan hidup bangsa.Â
Bumi adalah sahabat kita, kepadanya juga senantiasa kita berdialog dengan leluhur yang mengajarkan kepada kita, berdialog dengan bumi untuk menjaga semesta. Kita dan bumi tak terpisahkan. Napas bumi adalah napas kita.Â
Demikian Mendikbud Nadiem Makarim dalam sambutannya. Merdeka dalam keharmonisan adalah tujuan. Harmoni tidak hanya dengan sesama manusia, juga dengan bumi di mana kita berpijak. Napas bumi adalah napas kita. Napas Bumi.Â
Mas Menteri juga mengatakan, menjadi orang merdeka adalah juga dengan menghormati kemerdekaan itu sendiri. Masyarakat yang merdeka, adalah sah satunya bertanggungjawab menjaga bumi, alam dan lingkungannya. Kita ada bukan untuk menjajah bumi.Â
Dan aku dengan segenap napasku
mengekalkan segala ingatan tentang bumi
Yang dengan doa kujejaki
dengan cinta kuhuni
di bumi
yang aku tau juga tak pernah berhenti mencintai
dengan segenap napasku
Napas Bumi
Lirik indah penutup lagu 'Napas Bumi" yang disuarakan oleh Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud dengan penuh semangat. Memberi pesan yang penuh semangat pula, agar manusia tak pernah berhenti mencintai bumi.Â
Dengan cinta dan doa mencintai bumi. Cinta adalah bentuk usaha, ikhtiar manusia untuk menjaga harmoni dengan alam dan bumi. Sementara doa, adalah bentuk ketulusan, keikhlasan agar manusia senantiasa menjaga bumi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H