Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Psikolog dan Psikiater Terbaik adalah Anak-anak Kita Sendiri

16 Oktober 2020   10:02 Diperbarui: 17 Oktober 2020   16:36 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: sahabatkemendikbud.go.id

Sebaliknya kita sebagai orang tua, saat pertama kali mengantar anak kita untuk pertama kalinya masuk sekolah. Pertama kalinya memasuki lingkungan baru. Rasanya kita tidak nyaman untuk meninggalkannya. Paling tidak di hari pertama masuk sekolah, kita akan menungguinya. 

Gambaran itu sebenarnya adalah bentuk interaksi simbolik antara kita dengan anak kita. Komunikasi non verbal yang positif. Hal ini karena kita dan anak kita membangun konsep diri yang sama sebenarnya. Tanpa disadari, karena masing-masing membutuhkan keakraban dan kehangatan itu. 

Jadi kesimpulannya, membangun konsep diri yang positif, lalu menciptakan bentuk interaksi simbolik melalui komunikasi verbal maupun non verbal. Sebagaimana contoh misalnya bermain bersama, saling meberikan pelukan antara kita dengan anak. 

Hal itu bentuk interaksi simbolik juga membangun perilaku budaya yang positif dalam keseharian. Demikian yang dimaksudkan oleh Clifford Geertz dalam teori tingkah laku dalam konteks kebudayaan. 

Bentuk interaksi simbolik yang positif, yang terbangun oleh konsep diri yang positif pula, akan menciptakan perilaku budaya yang positif dalam keseharian kehidupan kita dengan anak. Kondisi budaya positif ini, secara langsung maupun tidak langsung, juga menciptakan mentalitas atau jiwa yang sehat. 

Jadi, merawat kesehatan jiwa melalui konsep diri yang positif antara kita dengan anak. Lalu akan menciptakan perilaku atau tingkah laku keseharian yang positif antara kita dan anak. Kondisi ini akan menjamin kesehatan mentalitas atau kejiwaan kita.

Bacaan Penunjang
Stuart, Gail dan Sundeen, Sandra, 2005 Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun