Sang ibu bisa berubah menjadi bola api, juga kadang merupa wanita cantik jelita, sehingga setiap lelaki hidung belang pasti akan jatuh cinta. Saat yang dia kehendaki, maka dia dengan mudah bisa membunuh lelaki hidung belang yang mengganggunya.Â
Sementara sang anak, akibat ilmu hitam itu, lebih mengerikan lagi. Kepala dan bagian organ dalamnya bisa melepaskan diri dari raganya. Terbang diantara pepohonan dan bisa membunuh dengan cara apapun yang dia kehendaki. Bisa dengan mencekik, menggigit dan menghisap darah korbannya.Â
"Sebentar pak, jadi semacam leak di Jawa dan Bali ya Pak, suanggi itu" Masno menyela, karena kaget mendengar cerita bapak kos itu.Â
"Mungkin saja, memangnya di Jawa atau Bali ada suanggi juga apa? Kata Bapak kos balik bertanya. Masno hanya bisa garuk-garuk kepala yang tidak gatal itu sambil menggeleng.Â
Yakin dengan kekuatan yang dimiliki, merekapun kembali ke kampungnya. Suatu malam, tepat di bulan purnama, konon kekuatan suanggi berlipat ganda. Bapak kos melanjutkan ceritanya. Bahkan katanya, setiap bulan purnama, mereka keluar rumah di tengah malam buta, untuk membunuh korbannya.
 " Jadi dong, ada ritual setiap bulan terang (bulan purnama), dong menari-nari sambil terbang" kata bapak kos kali ini sambil membakar rokoknya lagi sambung menyambung.Â
Suatu malam controler Belanda itu datang ke rumah janda dan anak gadisnya itu. Keduanya tampak sangat cantik di mata Belanda itu. Ibunya yang sudah paruh baya, masih tampak cantik jelita.Â
Apalagi anak gadisnya yang masih remaja. Kedatangan controler Belanda di malam itu, adalah malam terakhir baginya. Dan controler belanda itu tidak menyadarinya.Â
Keesokan paginya, orang kampung dihebohkan dengan temuan mayat controler Belanda itu. Ditemukan di pintu gerbang jalan masuk desa. Isi perutnya kosong, hanya tersisa usus yang terburai. Lehernya nyaris putus. Orang kampung kaget luar biasa, heran bukan kepalang. Kejadian ini pertama kali disaksikan mareka. Sebelumnya, desa itu tenang-tenang saja.Â
Tak ada kecurigaan sama sekali orang kampung terhadap janda dan anaknya itu. Tidak mungkin mereka yang melakukannya. Apalagi dengan kondisi mengenaskan seperti itu. Juga antara rumahnya dengan pintu gerbang desa, cukup jauh. Sama sekali tidak masuk akal kalau janda dan anak gadisnya melakukan itu. Walaupun penduduk kampung tau, controler Belanda itu sering datang ke situ.Â
'Terus, bagaimana cerita selanjutnya Pak?"