Selama beberapa tahun lamanya, terus seperti itu. Hingga anak gadis tumbuh dewasa. Bahkan ketika anak gadisnya tumbuh dewasa, menjadi wanita yang cantik jelita pula. Bahkan suatu ketika setelah dewasa, anak gadisnyapun menjadi korban kebiadaban controller Belanda itu.Â
"Jadi hantu suanggi itu sudah ada sejak zaman Belanda Pak?' tanya Masno menyela
Bapak kos tampak jengkel, ceritanya dipotong Masno tiba-tiba.Â
"Sebentar, jang potong dolo ka (Sebentar, jangan menyela dulu)" tukas Bapak kos sembari memanfaatkan waktu menyruput lagi kopinya. Masno hanya nyengir melihatnya. Walaupun begitu, Bapak kos tidak berharap lupa, maka pertanyaan Masnopun langsung dijawabnya.Â
Iyo Mas, hantu suanggi itu sudah lama sekali, dari dulu saya kecil, saya su dengar dari tete nene lai. Tapi ini bukan cuma cerita, memang suanggi itu ada. Su banyak kejadian orang mati karena suanggi" Â jawab bapak kos itu sambil menghisap sigaretnya dalam -dalam lalu menyemburkannya ke wajah Masno yang bukan perokok. Dan asap rokokpun membuatnya gelagepan terbatuk-batuk. "Ah sialan, korban perokok pasif nih" gumam Masno lirih.Â
"Jadi dulu banyak kejadian orang mati karena suanggi?, lah kenapa sekarang kok sapi Pak?' tanya Masno dengan lugunya, sambil keheran-heranan yang semakin membuat mulutnya tambah monyong.Â
"Diam dolo ka" Bapak kos kali ini mendelikkan matanya. Masno tambah gugup dan pucat.Â
Bapak kospun melanjutkan ceritanya kembali. Jadi setelah ibu dan anak gadis yang dua-duanya cantik jelita itu, hanya jadi korban nafsu bejat controler Belanda itu.Â
Diam -diam keduanya menyimpan dendam, dan menyusun rencana untuk membalas dendam. Kematian suami di depan dia dan anak gadisnya tidak terlupakan. Dendam kesumat membatu di dalam kepalanya.Â
Begitu juga anak gadisnya. Sekian tahun melihat kebiadaban terjadi di depan mata. Tanpa mampu berbuat apa-apa. Kini saatnya membalas dendam. Demikian, rencana ibu dan anak ini bermula. Sadar keduanya adalah manusia lemah, tak mungkin bisa membalas dendam kepada controler Belanda yang berkuasa itu. Akhirnya mereka berniat menuntut ilmu hitam. Keduanya ke sebuah pulau, berhari-hari dengan mendayung sampan.Â
Di pulau tak berpenghuni itu, mereka bersekutu dengan setan penunggu pulau kosong itu. Akibat bersekutu dengan setan yang bersemayam di sebuah pohon besar dalam hutan di pulau kosong itu. Mereka akhirnya menguasai ilmu hitam itu. Mereka mempraktekkan ilmu hitamnya.Â