Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghilangkan Sejarah Sama dengan Menghancurkan Bangsa

23 September 2020   21:37 Diperbarui: 23 September 2020   21:45 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikipedia.org

Sahabat, ijinkan saya hari ini menyampaikan uneg-uneg dalam pikiran saya soal isu tentang pendidikan sejarah yang konon akan dihapus. Sepertinya rumor itu, tidak benar adanya. Namanya juga rumor. Rumor itu, kabar angin yang belum ketahuan kebenarannya. Buktinya melalui Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemendikbud langsung menjawab soal rumor itu. 

Kepala Balitbang Totok Suprayitno sebagaimana yang dituliskan dalam berita Kompas (19/09/2020) menjawab rumor seputar dihapuskannya pelajaran di sekolah, dengan tegas dan jelas. Dikatakannya, bahwa sejarah hal yang utama sebagai bagian penguatan jatidiri bangsa. 

Kemendikbud mengutamakan sejarah sebagai bagian penting dari keragaman dan kemajemukan serta perjalanan hidup bangsa Indonesia, pada saat ini dan yang akan datang. Sejarah merupakan komponen penting bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar sehingga menjadi bagian kurikulum pendidikan. Nilai-nilai yang dipelajari dalam sejarah merupakan salah satu kunci pengembangan karakter bangsa.

Rasa-rasanya tidak ada satupun argumen yang bisa dijadikan pembenaran, jika pelajaran sejarah itu akan dihapus. Karenanya, saya pribadi tidak percaya kalau itu terjadi. Pendidikan Sejarah, sebagaimana juga pasti dipahami oleh Mas Menteri, juga seluruh rakyat Indonesia, di manapun berada, di seluruh Nusantara, merupakan pelajaran yang penting untuk mengetahui identitas bangsa Indonesia. Tidak sekedar mengetahui, juga sebagai pencerdasan dan penguatan karakter bangsa. 

Jika ada sedikit saja keinginan menghapuskan sejarah sebagai mata pelajaran. Tentu publik bisa menilai, adanya campur tangan untuk menghancurkan Indonesi sebagai bangsa yang besar?

Ah...terlalu jauh rasanya saya berpikir soal itu? Memangnya siapa dan tujuan apa kalau ada keinginan seperti itu. Atau ada pihak-pihak tertentu memancing di air keruh. Sengaja menyebarkan hoax, sebagai upaya membuat kericuhan di dunia pendidikan? Untuk tujuan apa? Rasa-rasanya akal saya tidak sampai menjangkau ke analisis soal-soal itu. 

Mas Menteri sendiri sudah memberi klarifikasi soal itu. Pendidikan Sejarah, tidak akan dihapus sebagai mata pelajaran di sekolah. Titik. Rasa-rasanya tidak mungkin itu dilakukan. Tidak hari ini, dan tidak akan ada hari-hari selanjutnya.

Pendidikan sejarah mutlak diperlukan. Bahkan menjadi keharusan sebenarnya. "Saya ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah kurikulum nasional," kata Mas Menteri dikutip Kompas.com.


Bangsa Yang Besar adalah Bangsa Yang Menghargai Sejarahnya

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Tentu kita semua juga ingat, pidato menggelora dari Presiden pertama RI Soekarno. Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah. 

Pidato itu tentu karena menganggap betapa pentingnya sejarah. Nilai-nilai sejarah masa lalu, yang dalam proses Keindonesiaan menjadi, memberi pelajaran berharga tentang pentingnya karakter dan jatidiri bangsa. 

Justru dalam situasi Indonesia, saat ini, pendidikan sejarah teramat sangat amat diperlukan. Bahkan mutlak diperlukan, sebagai landasan memahami Indonesia, yang lahir dari proses sejarah yang panjang. Melupakan sejarah, berarti menghancurkan bangsanya sendiri.

Ada ungkapan, salah satu cara untuk menghancurkan sebuah bangsa, adalah dengan menghilangkan budayanya. Ungkapan itu juga berlaku untuk sejarahnya. Mehilangkan sejarah, sama juga menghancurkan bangsa. Kalau ditarik ungkapan itu, dalam situasi beredarnya rumor kemarin itu, kemudian menjadi pertanyaan, apakah ada upaya campur tangan pihak luar untuk menghancurkan Indonesia, sebagai bangsa yang besar? 

Tidak..tidak mungkin pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menghilangkan mata pelajaran sejarah. Sesuatu yang ironis dan anomali tentu saja. Di tengah upaya menguatkan nilai-nilai kebangsaan, melalui pendidikan yang mencerahkan dan mencerdaskan, juga penguatan karakter bangsa. Maka, mustahil jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menghapuskan mata pelajaran sejarah. Tidak mungkin. Mustahil!

Proses Panjang Terbentuknya Republik Indonesia

Sebagai bangsa yang besar, yang lahir dari proses sejarah yang panjang, tentu masa lalu itu pelajaran dan pengalaman berharga. Berbeda dengan kenangan, apalahgi kenangan pahit. Kenangan boleh di hapus. Sejarah jangan. Kenangan mengajarkan tentang pengalaman, baik pengalaman pahit maupun kenangan manis. Sementara, sejarah adalah pengalaman juga pelajaran penting dan berharga dalam proses pembentukan jati diri dan karakter bangsa. 

Meskipun sejarah dan kenangan, sama-sama bicara tentang masa lalu. Kenangan bersifat personal, individual. Sedangkan sejarah, itu tenang kemanusiaan dan kebangsaan. Jika bicara tentang Indonesia, maka sejarah adalah pelajaran penting bagi generasi bangsa saat ini, untuk membangun masa depan bangsanya. Sejarah mengandung nilai-nilai edukasi atau pendidikan. juga ilmu pengetahuan. Selain itu juga nilai-nilai perjuangan bangsa. 

Indonesia, menjadi bangsa yang besar seperti sekarang ini, dengan 17 ribu pulau, juga beragam etnik dan bahasa, menyatakan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia, itu melalui proses yang panjang. Sebelum republik Indonesia ini terbentuk, pemerintahan berbentuk kerajaan dan kesultanan, yang dipimpin oleh raja dan sultan. Kekuasaan dengan konstitusi monarki, itu bersifat mutlak dan tunggal, di bawah kendali seorang raja atau sultan. 

Kemudian, proses yang menyejarah, di awali dengan berbagai episode pendudukan kolonial, dari Portugis hingga Belanda dan Jepang, kemudian menyatakan diri kemerdekaannya menjadi Republik Indonesia. Para raja dan sultan bersepaham dan bersepakat menyatakan dirinya menjadi bagian dari kekuasaan pemerintahan republik Indonesia. Jadi Indonesia lahir dari proses poltik dan juga konsensus kultural masyarakat Indonesia di seluruh wilayah Nusantara. 

Nilai-nilai inilah yang semestinya ditanamkan terus menerus kepada generasi bangsa. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia, lahir dari proses panjang dari kekuasaan feodal di berbagai wilayah nusantara, yang berbentuk kerajaan dan kesultanan, kemudian bersepaham dan bersepakat menyatakan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia. Hal ini karena ada rasa dan sikap senasib dan sepenanggungan, akibat proses sejarah kolonialisasi bangsa asing yang panjang di tanah air kita. Tanah Air tercinta, Indonesia. 

Salam Indonesia Maju...Merdeka...Merdeka...Merdeka!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun