Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menghilangkan Sejarah Sama dengan Menghancurkan Bangsa

23 September 2020   21:37 Diperbarui: 23 September 2020   21:45 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wikipedia.org

Ada ungkapan, salah satu cara untuk menghancurkan sebuah bangsa, adalah dengan menghilangkan budayanya. Ungkapan itu juga berlaku untuk sejarahnya. Mehilangkan sejarah, sama juga menghancurkan bangsa. Kalau ditarik ungkapan itu, dalam situasi beredarnya rumor kemarin itu, kemudian menjadi pertanyaan, apakah ada upaya campur tangan pihak luar untuk menghancurkan Indonesia, sebagai bangsa yang besar? 

Tidak..tidak mungkin pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menghilangkan mata pelajaran sejarah. Sesuatu yang ironis dan anomali tentu saja. Di tengah upaya menguatkan nilai-nilai kebangsaan, melalui pendidikan yang mencerahkan dan mencerdaskan, juga penguatan karakter bangsa. Maka, mustahil jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menghapuskan mata pelajaran sejarah. Tidak mungkin. Mustahil!

Proses Panjang Terbentuknya Republik Indonesia

Sebagai bangsa yang besar, yang lahir dari proses sejarah yang panjang, tentu masa lalu itu pelajaran dan pengalaman berharga. Berbeda dengan kenangan, apalahgi kenangan pahit. Kenangan boleh di hapus. Sejarah jangan. Kenangan mengajarkan tentang pengalaman, baik pengalaman pahit maupun kenangan manis. Sementara, sejarah adalah pengalaman juga pelajaran penting dan berharga dalam proses pembentukan jati diri dan karakter bangsa. 

Meskipun sejarah dan kenangan, sama-sama bicara tentang masa lalu. Kenangan bersifat personal, individual. Sedangkan sejarah, itu tenang kemanusiaan dan kebangsaan. Jika bicara tentang Indonesia, maka sejarah adalah pelajaran penting bagi generasi bangsa saat ini, untuk membangun masa depan bangsanya. Sejarah mengandung nilai-nilai edukasi atau pendidikan. juga ilmu pengetahuan. Selain itu juga nilai-nilai perjuangan bangsa. 

Indonesia, menjadi bangsa yang besar seperti sekarang ini, dengan 17 ribu pulau, juga beragam etnik dan bahasa, menyatakan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia, itu melalui proses yang panjang. Sebelum republik Indonesia ini terbentuk, pemerintahan berbentuk kerajaan dan kesultanan, yang dipimpin oleh raja dan sultan. Kekuasaan dengan konstitusi monarki, itu bersifat mutlak dan tunggal, di bawah kendali seorang raja atau sultan. 

Kemudian, proses yang menyejarah, di awali dengan berbagai episode pendudukan kolonial, dari Portugis hingga Belanda dan Jepang, kemudian menyatakan diri kemerdekaannya menjadi Republik Indonesia. Para raja dan sultan bersepaham dan bersepakat menyatakan dirinya menjadi bagian dari kekuasaan pemerintahan republik Indonesia. Jadi Indonesia lahir dari proses poltik dan juga konsensus kultural masyarakat Indonesia di seluruh wilayah Nusantara. 

Nilai-nilai inilah yang semestinya ditanamkan terus menerus kepada generasi bangsa. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia, lahir dari proses panjang dari kekuasaan feodal di berbagai wilayah nusantara, yang berbentuk kerajaan dan kesultanan, kemudian bersepaham dan bersepakat menyatakan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia. Hal ini karena ada rasa dan sikap senasib dan sepenanggungan, akibat proses sejarah kolonialisasi bangsa asing yang panjang di tanah air kita. Tanah Air tercinta, Indonesia. 

Salam Indonesia Maju...Merdeka...Merdeka...Merdeka!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun