Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membuat Gerabah, Tradisi Kuno yang Masih Bertahan

7 September 2020   23:49 Diperbarui: 8 September 2020   11:52 2155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengambilan bahan baku gerabah yang dilakukan juga oleh kaum wanita (Sumber: Balar Sulut/Ipak Fahriani)

Sepertinya kepercayaan bahwa wanita adalah simbol bumi yang menyebabkan lahirnya kepercayaan lokal, bahwa hanya kaum wanita yang bisa atau boleh membuat gerabah. dari proses mengumpulkan dan mengambil bahan, pembentukan wadah, hingga pembakaran dan finishingnya. 

Jadi aspek gender pembuatan gerabah, memposisikan wanita dalam peran yang utama, bukan karena jenis pekerjaannya, namun simbol-simbol kebudayaan menerangkan soal fenomena kepercayaan lokal itu, sebuah bentuk kecerdasan lokal (local genius) yang patut dilestarikan.

Catatan: untuk memperkaya informasi dalam artikel ini, penulis melengkapi informasi dari Berita Penelitian Arkeologi (http://repositori.kemdikbud.go.id/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun