Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tangisan Tengah Malam

11 Agustus 2020   23:57 Diperbarui: 12 Agustus 2020   01:53 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lifestyle.okezone.com

Suara tangisan tengah malam, yang berasal dari belakang rumah itu, semakin menjauh, tapi justru semakin membuat darahku mengalir kencang ke jantung. Tubuhku semakin bergetar. 

Di tengah kengerian, aku teringat cerita dulu, kalau mendengar suara aneh di tengah malam, kalau suaranya dekat berarti mahluk itu berada jauh dari kita, sebaliknya, kalau mendengar suara aneh itu jauh, berarti mahluk itu dekat dari kita.

Teringat itu jantungku semakin berdegup kencang. Mulutku tercekat, diantara mau berteriak atau membaca doa, tapi membuat lidahku semakin kelu dan kaku. 

Suara tangisan seorang perempuan yang entah dari mana datangnya itu semakin menjauh. Pertama sepertinya kudengar dari belakang rumah, sangat jelas dan dekat sekali, lama-lama semakin jauh, namun membuatku semakin tak menentu. Aku merasakan kengerian yang hebat dan gelap.

****

Esoknya, aku terbangun di belakang rumah, di sebuah tanah kosong, di atas gundukan misterius. Tanah gundukan, yang membuatku harus pindah rumah kontrakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun