Bahkan beberapa tampak asap mengepul diantara orang berkumpul itu, ternyata mereka sedang membakar ikan.Â
Kami juga tertarik, melihat beberapa orang berfoto ria, beberapa lelaki bahkan tampak, berfoto di atas pohon nyiur yang doyong ke pantai.Â
Sungguh panorama yang indah lagi mengasyikkan. Betul-betul meghilangkan penat di siang itu.
Cuaca saat itu sedang terik-teriknya, tetapi terlihat semua orang penuh dengan wajah kesejukan, seperti aura pantai yang sejuk, tepinya yang dipagari pohon-pohon yang rindang dan semilir angin yang sepoi-sepoi basah, membuat semua orang akan mendesah... lirih....aaah...indah nian.
Di kejauhan, di bagian sisi selatan, tampak dinding di tepi pantai terlihat menjulang. Kamipun penasaran, sehingga mendekat ke arah tebing menjulang itu.Â
Setelah mendekat, tampak dinding atau tebing menjulang itu adalah degradasi antara pantai dan bukit yang tidak tinggi diseberang pantai.Â
Tampak dinding terbentuk kemungkinan karena adanya pengikisan air pantai, di masa lalu, saat permukaan air laut lebih tinggi dari saat sekarang.
Tanah yang padat, dan di atas bukit itu tumbuh ilalang. Padang ilalalang yang tak begitu luas itu, menjadi spot khusus, yang membedakan Pantai Tulap dengan spot wisata pantai lainnya, di sepanjang tepi pantai pesisir timur Semenanjung Minahasa itu.
Tak mau ketinggalan momentum, akhirnya kami berlomba menaiki tebing itu dari sebelah sisi yang rendah, lalu naik persis di pelataran bukit itu.Â