Publik menunggu hasil karya kita. Saya teringat dengan kata-kata senior saya yang juga pimpinan saya I Made Geria, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Beliau dalam banyak kesempatan mengatakan, bahwa sumberdaya arkeologi adalah asset bangsa, oleh karena itu, tugas kita menyampaikan kepada publik dan memberi akses kepada mereka, agar sumberdaya arkeologi itu memiliki azas manfaat untuk masyarakat.
Oleh karenanya, saya berpikir sebagai seorang arkeolog, sebagai seorang peneliti, karya-karya kita memang ditunggu oleh masyarakat. Arkeolog melakukan penelitian, lalu melakukan analisis, melakukan kajian dan interpretasi. Setelah itu, mempublikasikan hasil penelitian dan pemikiran dalam bentuk karya tulis ilmiah.Â
Pada karya tulis ilmiah itu, kita bisa tuangkan gagasan, apakah hasil penelitian kita untuk memperoleh nilai edukasi dan ilmu pengetahuan atau nilai penting lainnya, untuk nilai ekonomi yang langsung bisa dinikmati oleh masyarakat dan nilai penting lainnya.Â
Hasil karya ilmiah kita, oleh publik dan pihak berkepentingan lainnya, dapat dikembangkan menurut kebutuhannya. Pengembangan untuk pelestarian, pengembangan untuk pendidikan muatan lokal, wisata, industri kreatif dan sebagainya. Pokoknya, publik menunggu hasil karya kita.
Suatu saat saya merenung, ketika dihadapkan pada tugas peneliti. Kita diberi kemudahan dengan fasilitas anggaran penelitian yang sangat memadai, lalu kita gunakan sehari-hari untuk mengumpulkan data, belanja operasional, perjalanan dan sebagainya, juga termasuk uang saku harian, lalu setahun ini tidak menulis? Sungguh berat rasanya hidup ini.Â
Berat karena menanggung beban tanggung jawab yang tidak tertunaikan, sementara kita sudah gunakan anggaran pemerintah yang sebagian merupakan pajak dari rakyat, lalu kita tidak berkarya atau tidak berusaha berkarya?