Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menanti Tanpa Henti, Mewujudkan Mimpi Kawasan Megalitik Lore Lindu Menjadi Warisan Dunia

27 Juli 2020   15:47 Diperbarui: 18 Agustus 2020   21:35 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragam Arca Megalitik di Kawasan Megalitik Lore Lindu. Sumber; Museum Nasional/Iksam Kaili /Museum Sulawesi Tengah

Peta sebaran temuan warisan budaya sudah dibuat, kronologi atau umur penghunian situs sudah diketahui, zonasi dan deliniasi untuk menentukan batas-batas kawasan pelestarian kawasan Cagar Budaya juga sudah dilakukan, maka sangat mungkin jika Kawasan Megalitik Lore Lindu, di Sulawesi Tengah bakal jadi warisan dunia. Harapan yang besar masyarakat Sulawesi Tengaah, khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Dalam masa itu, penelitian arkeologi juga terus dilakukan dan dikembangkan, untuk mendukung perjuangan kawasan KMLL menjadi kawasan Cagar Budaya yang diakui sebagai Warisan Dunia (world heritage).

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Gorontalo kini sedang menyiapkan naskah pengajuan daftar sementara Warisan Dunia untuk diserahkan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO. Tentang hal ini, kita terus menanti tanpa henti, agar dapat mewujudkan mimpi Indoensia memiliki modal budaya yang diakui dunia, menjadi warisan.

Namun itu tentu wacana, yang tak berhenti sampai disitu saja, Upaya dan perjuangan mesti terus berlanjut. Di samping BPCB Gorontalo, Balai Arkeologi Sulawesi Utara terus mengkampanyekan pula usaha itu. 

Terakhir, kampanye melalui program Rumah Peradaban Lore Lindu, memperkenalkan KMLL, kepada para siswa dan guru, untuk memahami jejak peradaban di wilayah Taman Nasional Lore Lindu itu. Mengenal, memahami, mencintai warisan budaya Kawasan Megalitik Lire Lindu, agar tumbuh kesadaran untuk merawat dan melestarikannya. Kesadaran merawat warisan budaya adalah cara merawat Keindonesiaan. 

Salam Budaya.... Salam Lestari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun