Sejatinya, ada kerinduan, ada spirit, ada antusiasme, ada harapan publik Indonesia, agar kisah-kisah komik, berisi tentang atau diangkat dari warisan budaya leluhur bangsa. Kisah yang mendidik, sekaligus menghibur. Ini yang sesungguhnya menginspirasi. Balai Arkeologi Sulawesi Utara, juga mulai mendengungkan Gerakan Literasi Arkeologi, khususnya di wilayah kerja Balai Arkeologi Sulawesi Utara. Bahwa edukasi untuk kalangan millennial, perlu terus digaungkan. Edukasi yang menghibur dan mencerahkan. Anak-anak diajarkan, disuplai pengetahuan tentang keluhuran budaya masa lalu, dengan cara yang menghibur, menggugah, sekaligus menginspirasi.
Balai Arkeologi atau Instansi pemerintah sebatas membuat konten yang edukatif, inspiratif, kreatif tapi menghibur (entertaining). Dan masyarakat umum bebas untuk berkreasi  dengan referensi dari hasil penelitian oleh peneliti arkeologi di Instansi pemerintah.Â
Oleh karenanya, Instansi pemerintah harus memposisikan diri sebagai penyedia konten yang isinya berdasarkan data dan kajian ilmiah supaya adaptasi arkeologi ke dalam budaya popular memiliki rujukan yang proporsional, tetap menghibur tanpa kehilangan makna dan tujuan edukasinya. Tayangan-tayangan film arkeologi berlatar arkeologi seperti Tomb Rider, Indiana Jones, Lord of The Ring, karya asing, perlu mulai digeser dengan karya-karya anak bangsa, dengan mengangkat tema-tema warisan budaya leluhur Nusantara, melalui komik dan film-film animasi arkeologi bermutu.
 Indonesia, melalui para arkeolog, akan mampu menghasilkan daya tarik, nilai jual dari tema arkeologi. Karena arkeologi bisa menceritakan pengalaman yang di dalamnya ada kisah misteri dan petualangan,  menceritakan kehidupan masa lampau. Lalu mengemasnya ke dalam bahasa visual, entah itu komik atau film animasi. Sekali lagi, itu semua menjadi media edukasi yang menghibur. Balai Arkeologi Sulawesi Utara selumnya juga telah menghasilkan dua buah judul komik tentang Taman Megalitik Lore Lindu, dengan Judul Misteri Purba di Taman Megalitik Lore Lindu dan Petualangan Empat Anak Hebat Menyelamatkan Warisan Budaya.
Sekali lagi, perlunya kolaborasi. Saling melengkapi. Informasi dan pengetahuan arkeologi dihadirkan oleh peneliti, oleh arkeolog. Insan kreatif (komikus, illustrator, animator) mengemasnya dalam Bahasa visual yang mendidik dan menghibur. Dengan itu, maka akan lahir karya anak bangsa yang dapat memberikan konstribusi bagi dunia Pendidikan di Indonesia, sekalgus menawarkan alternatif hiburan yang edukatif. Hasil penelitian arkeologi, yang diolah menjadi knowledge, oleh arkeolog, lalu ditangkap oleh publik, oleh masyarakat untuk berkarya, berkreasi dan berinovasi.Â
Demikianlah, sebenarnya, yang selalu digaungkan pula oleh lembaga riset, seperti Balai Arkeologi untuk membudayakan inovasi, menginovasikan budaya, sebagaimana yang pernah ditulis juga di Kompasiana sebelumnya. Juga menggaungkan soal pengembangan industri kreatif. Seni visual itu juga bagian dari industri kreatif yang punya peluang di masa depan arkeologi di Indonesia. Â Salam Budaya....Salam Inovasi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI