Komposisi 'pola' (pattern) sering digunakan untuk memotret lanskap. View of point atau sudut pandang. Komposisi dari sudut pandang, untuk melihat obyek dengan menangkap seluruh areal atau elemen di sektar obyek utama. Komposisi 'Fill the frame" memenuhi semua frame, tidak banyak ruang kosong, semuanya terpakai, setiap frame foto, biasanya foto close up. 'Kedalaman ruang (Deep of Field).
Foto obyek utama yang dibuat sejelas mungkin, sedangkan obyek lain diblurkan. Komposisi golden shape 'permainan cahaya" memainkan komposisi gelap terang untuk memperindah obyek foto.
Lalu 'golden spiral' Â pembagian ruang dalam sebuah gambar, membangun proporsi obyek foto, bisa dilakukan pada saat pengeditan. Sedangkan, 'Golden triangle' prinsip seperti golden spiral, namun dalam bentuk segitiga.
Pada intinya, fotografi adalah seni mengemas obyek foto. Dalam aspek arkeologi, foto digunakan sebagai tekni perekaman data, tetapi juga menjadi sumber informasi.
Jadi fotografi arkeologi bisa mengekplorasi perkembangan fotografi, baik yang dihasilkan dari foto-foto lama, dengan membandingkan dengan perkembangannya hingga sekarang. Apalagi dengan berbagai perkembangan teknologi sekarang, seperti drone, yang juga bisa digunakan untuk fotografi.
Meskipun fotografi, sebagai perekaman data penelitian, namun sebagai sebuah seni mengemas obyek foto, fotografi arkeologi, juga dapat dikemas menjadi seni merekam data, tanpa harus melupakan obyek utama data arkeologi sebagai perekaman hasil penelitian yang baku. Pungkas Itzmar Patriski, mengakhiri paparan materi Arkeologi dalam Lensa Kamera. Mengemas Arkeologi dalam Bahasa Visual.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H