Dedikasinya itu, membuatnya mendapat penghargaan tahun 1901 Cephas menerima penghargaan medali emas Orange-Nassau, diperkirakan terkait kiprahnya dalam memotret serta melestarikan peninggalan arkeologis dan budaya Jawa.
Pada sekitar 1905 Cephas pensiun dari fotografi. Sepanjang berkiprah dalam bidang fotografi, Cephas juga banyak menghasilkan karya foto budaya Jawa, terutama Yogyakarta. Cephas wafat pada 16 November 1912.
Fotografi dalam arkeologi tidak pernah mati. Arkeologi selalu membutuhkan fotografi. Karena dunia riset arkeologi, ruhnya pada pengumpulan dan perekaman data. Maka, fotografi adalah kunci utama dalam perekaman arkeologi. Apa yang dikerjakan oleh Cephas, itupun terus hidup, berlanjut dari setiap zaman dan generasi.
Menurut Itzmar Patriski, arkeolog yang juga fotografer LKBN Antara itu, fotografi adalah seni melihat. Pun juga sebagai seni melukis dengan cahaya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) fotografi adalah Seni dan penghasilan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Fotografi adalah juga media komunikasi.
Pengalaman Itzmar Patriski sebagai arkeolog, yang bekerja sebagai fotografer selama puluhan tahun. Membuktikan dedikasi dan loyalitasnya pada profesi, sekaligus keilmuwannya. Itzmar lalu, membagikan tipsnya dalam membidik obyek arkeologi dalam lensa kameranya.
Mengemas arkeologi dalam bahasa visual, membuat foto yang baik, kata Itzmar, adalah ditentukan oleh kejelian dan kreatifitas fotografer. Salah satu yang penting adalah komposisi, untuk menghasilkan fotografi yang enak dipandang mata.
Tujuan darim komposisi, adalah membangun mood atau rasa dari sebuah foto, keseimbangan obyek foto, juga melatih kepekaan fotografer, bagaimana harus memotret sebuah obyek arkeologi.
Di arkeologi, obyeknya yang sepi, tidak banyak aktivitas, kita harus kreatif. Mengemasnya butuh kejelian. Pun kepekaan mata, menangkap elemen-elemen penting pada obyek arkeologi. Komposisi juga akan mngeskplorasi ide dari benak kita tentang pengetahuan visual.
Komposisi sebenarnya tidak 'saklek', fotografi itu seni, yang penting itu ide. Kata Itzmar. Kita bisa gunakan fitur 'Rule of Third', untuk memandu kita dalam mengambil obyek. Lalu, shape (bentuk), sebenarnya penekanan, bahwa menampilkan sebuah bentuk dalam menonjolkan obyek foto, bisa kotak, lingkaran ataupun segitiga. Kemudian komposisi garis (leading line), kita bisa memanfaatkan garis-garis di sekitar obyek, untuk memandu dalam mengekplorasi point of interest kita.
Lalu juga ada komposisi 'simetris' (centered), menempatkan point of interest di bagian tengah (centered) atau simeteris. Ada pula komposisi 'membingkai' (framing) memanfatkan elemen-elemen obyek gambar untuk mempercantik obyek foto, apakah itu bentuk tanaman, pohon dan sebagainya yang dapat dimanfaakan sebagai bingkai (frame).
Komposisi (Foreground) latar depan, menempatkan elemen lain di depan obyek utama. Dimanfaatkan untuk memenuhi, agar bidang atau obyek foto tidak tampak kosong. Komposisi background (latar belakang), point of interest atau subyek foto itu yang utama, di bagian depan, lalu elemen pendukung sebagai obyek latar di bagain belakang.