Hubungan Internasional atau biasa disingkat HI merupakan studi ilmu yang lahir dari rahim modern Eropa dan Amerika Serikat yang muncul pasca Perang Dunia I untuk menjadi landasan berhentinya perang yang sedang terjadi.Â
Studi HI sendiri merupakan studi yang mempelajari fakta bahwa seluruh penduduk dunia ini terbagi ke dalam wilayah komunitas politik yang terpisah, atau negara - negara yang merdeka yang sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Studi HI juga merupakan studi terkait interaksi aktor lintas batas negara yang berkaitan dengan politik internasional yang membahas banyak aspek baik aspek ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya dengan tujuan untuk dapat melihat bagaimana perilaku dari sebuah negara itu sendiri.Â
Studi Hubungan Internasional ini tidak bisa hadir tanpa adanya peran teori - teori yang ada di dalam Hubungan Internasional. Teori ini hadir agar dapat memudahkan kita menganalisis setiap fenomena -fenomena yang terjadi dalam HI dan juga memudahkan kita untuk memahami dinamika HI itu sendiri.Â
Maka dari itu, untuk dapat mengetahui bagaimana uraian terhadap persamaan dan perbedaan dari teori realisme, liberalisme, neo-realisme, dan juga neo-liberalisme dapat disimak pada penjelasan di bawah ini.Â
Teori - Teori Hubungan Internasional
Dalam Hubungan Internasional ada beberapa teori yang menjadi alat analisis untuk dapat mencapai suatu kesimpulan atau kejelasan suatu hal, teori - teori tersebut mencakup.Â
1. RealismeÂ
Teori Realisme merupakan aliran pemikiran yang menekankan sisi kompetitif dan konfliktual, di mana kaum realis melihat keadaan yang ada secara senyata - nyatanya dan negara mementingkan keadaan negaranya sendiri tanpa peduli dengan apa yang terjadi dengan negara lain karena aktor utama dalam HI sendiri adalah negara. Dalam pandangan realis ini, hubungan internasional dijabarkan sebagai perjuangan antara kepentingan  dan keinginan yang bertentangan. Hal inilah yang membuat HI selalu digambarkan sebagai konflik daripada sebagai sebuah kerja sama.Â
Pada teori inilah manusia dianggap sebagai manusia yang jahat karena kaum ini menganggap bahwa "Homo Homini Lupus"Â yang memiliki arti, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Di mana manusia digambarkan sebagai makhluk yang egois, brutal, dan berperang satu sama lain untuk mementingkan kepentingan pribadi terutama dalam mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan. Hal tersebutlah yang membuat teori ini dipandang sebagai teori yang anarki karena dalam menyelesaikan sebuah permasalahan mereka menggunakan kekerasan.Â
2. Liberalisme
Berbeda dengan teori sebelumnya yang kebanyakan menyelesaikan permasalahan dengan berperang, kaum yang menganut teori liberal ini percaya masalah apa pun dapat diselesaikan dengan kerja sama dan damai, tidak ada perang. Kaum liberal melihat pandangan positif terhadap sifat manusia, karena mereka yakin terhadap akal pikiran manusia dan yakin bahwa prinsip - prinsip rasional dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah.Â