("Kesewenang-wenangan Kepada Sang Surya", Ryeol, hlm. 170)
Dalam buku ini juga Penyair KO menuliskan beberapa refleksi personalnya akan nilai-nilai kehidupan. Salah satunya adalah puisi yang berjudul "Warna Jingga Muda" yang merefleksikan nilai-nilai merasa cukup dan tidak merendahkan dalam kehidupan. Kutipannya adalah /... /Sejak awal sembilan puluh sembilan persen tak ada artinya/ tapi sisa satu persen mempunyai banyak makna bagimu/.../ ("Warna Jingga", Ryeol, hlm. 150).
Dari pembahasan di atas buku Ikan adalah Pertapa ini memiliki banyak makna di dalamnya, mulai dari sosial, sejarah, lingkungan, dan refleksi personal penyair. Dalam tulisan ini tentu saja saya tidak bisa merincikannya karena tentu tidak akan cukup dalam tulisan ini. Apalagi puisi-puisi penyair KO memang membuat kita harus mengeksplorasi dan akhirnya mengetahui banyak hal.
Seperti judulnya, setelah membaca ini saya merasa menjadi seorang pertapa. Karena puisi-puisinya bisa mengajari saya banyak nilai kehidupan dari peristiwa, sejarah, atau refleksi. Walaupun ada beberapa kritik penyampaian yang dilakukannya begitu halus dengan menggunakan metafora dan personifikasi yang bisa dilihat pada beberapa kutipan yang saya ambil di atas. Selayaknya seorang pertapa yang mempelajari kehidupan dari diam dan mendengarkan.
Puisi yang kaya akan makna bagi saya dalam puisi ini memiliki dua mata pisau, pertama menarik untuk banyak digali pemaknaanya, kedua membingungkan pembaca yang awam atau pemula dalam penarik pemaknaan tulisan. Ditambah dengan puisi ini merupakan terjemahan sehingga kondisi sosiologis yang melekat pada puisi bisa saja asing di mata pembaca. Namun, jika kalian memahami bahasa Korea membaca buku ini akan menjadi keuntungan karena tulisan hangeul (aksara Korea) tetap ada berdampingan dengan terjemahannya, ya buku ini merupakan buku dwi bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Korea. Sehingga saya hanya merekomendasikan buku ini untuk dewasa muda hingga tua dan yang menyukai tantangan mencari makna di dalam sebuah tulisan. (Wulan Sari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H