Mohon tunggu...
Wulandari
Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kimia 2B

Come on and don't give up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Penting Literasi bagi Generasi Milenial

16 Juni 2021   10:21 Diperbarui: 16 Juni 2021   10:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENTINGNYA LITERASI

Literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi literasi bisa

berarti melek teknologi, politik, berpikir kritis, dan peka terhadapi lingkungan sekitar.

Menurut Kirsch & Jungeblut dalam buku Literacy: Profile of America's Young Adult

mendefinisikan literasi sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi

untuk mengembangkan pengetahuan sehingga mendatangkan manfaat bagi

masyarakat. Hal tersebut dapat menjadikan seseorang menjadi literat yang dibutuhkan

bangsa agar Indonesia dapat bangkit dari keterpurukan bahkan bersaing dan hidup

sejajar dengan bangsa lain.

Pentingnya kesadaran berliterasi sangat mendukung keberhasilan seseorang

dalam menangani berbagai persoalan. Melalui kemampuan literasi, seseorang tidak

saja memperoleh ilmu pengetahuan tetapi juga bisa mendokumentasikan sepenggal

pengalaman yang menjadi rujukan di masa yang akan datang. Hal ini sejalan dengan

sebuah tulisan di surat kabar Kompas (edisi 1 Juni 2016) yang menyinggung baca tulis

termasuk kemampuan strategis yang harus dimiliki bila ingin menjadi bangsa yang

maju.

Menurut Wells (dalam Heryati, dkk (2010, hlm. 46) terdapat empat tingkatan

literasi, yaitu performative, functional, informational, dan epistemic. Literasi tingkatan

pertama adalah sekadar mampu membaca dan menulis. Literasi tingkatan kedua

adalah menunjukkan kemampuan menggunakan bahasa untuk keperluan hidup atau

skill for survival (seperti membaca manual, mengisi formulir, dsb). Literasi tingkatan

ketiga adalah menunjukkan kemampuan untuk mengakses pengetahuan. Literasi

tingkatan keempat menunjukkan kemampuan mentransformasikan pengetahuan.

Literasi menjadi kecakapan hidup yang menjadikan manusia berfungsi

maksimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan

memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis. Selain itu, literasi juga menjadi

refleksi penguasaan dan apresiasi budaya. Masyarakat yang berbudaya adalah

masyarakat yang menanamkan nilai-nilai positif sebagai upaya aktualisasi dirinya.

Aktualisasi diri terbentuk melalui interpretasi, yaitu kegiatan mencari dan membangun

makna kehidupan. Hal tersebut dapat dicapai melalui penguasaan literasi yang baik.

Generasi Muda

Generasi muda merupakan salah satu komponen yang perlu dilibatkan dalam

pembangunan. Hal tersebut disebabkan generasi muda adalah SDM yang potensial

sehingga dapat mendukung keberhasilan pembangunan. Potensi generasi muda yang

dimaksud adalah bahwa generasi muda adalah generasi yang memiliki pengetahuan

baru, inovatif, dan kreatif yang dapat digunakan untuk membangun bangsa. Hal

tersebut sesuai yang diungkapkan Safrin (2016) peran generasi pemuda sangat

dibutuhkan mengingat bahwa pemuda sebagai tonggak perubahan. Pemuda menjadi

faktor penting karena semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta

perwujudan mereka yang inovatif. Sebagai penerus bangsa, pemuda harus mampu

melakukan perannya dalam berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi.

Generasi muda adalah generasi yang memiliki karakter. Karakter dimaknai

sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja

sama dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara (Samani & Hariyanto,

2016, hlm. 41). Karakter tersebut dibutuhkan dalam membangun bangsa karena

generasi yang berkarakter akan menjunjung tinggi pancasila. Namun, masih ada

generasi yang masih belum memiliki nilai-nilai karakter. Hal tersebut berhubungan

dengan pengaruh asing sehingga terjadi degradasi karakter yang berpengaruh pada

degradasi budaya.

Terkait dengan degradasi karakter yang berpengaruh pada degradasi budaya

ini, Adrianto, dkk. (2015, hlm. 3) berpendapat sebagai berikut.

Dalam kegamangan kultural seperti ini seakan-akan generasi muda mulai

kehilangan identitas atau jatidirinya. Seiring dengan tidak adanya pegangan

yang baku, mereka lalu berorientasi ke budaya Ero-Amerika. Hal ini tampak

nyata dari mode pakaian, seni pop (art pop), kuliner, dan life style yang

kebarat-baratan.

Hasil penelitian yang dilakukan Adrianto, dkk (2015, hlm. 143) menyatakan

bahwa terkait dengan self actualization responden pada generasi muda di kota

Surabaya ada sekitar 65,74 % yang mengaku tidak terlibat dalam kegiatan organisasi

di sekolahnya. Sementara itu, dalam pemanfaatan waktu luang, sebagian besar

responden memilih rekreasi dan olah raga di alam bebas (46,4%) dan nongkrong di

mall 35, 89%. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa idealnya

generasi muda harus menggunakan waktunya sebaik mungkin dengan hal yang

bermanfaat.

Generasi muda sebagai remaja yang memiliki kebutuhan dikemukakan oleh

Komisi Perencanaan Pendidikan pada National Assosiation American (dalam

Mappiare, 1982) bahwa kebutuhan yang bersifat khas pada remaja adalah sebagai

berikut.

a. Remaja merasa butuh untuk mengembangkan keterampilan yang dapat

digunakan sebagai bekal untuk bekerja (yang menghasilkan uang).

b. Remaja sangat memerlukan informasi untuk memelihara kesehatan dan

kesegaran fisiknya.

c. Remaja membutuhkan suatu informasi atau pengetahuan tentang hak dan

kewajiban seorang warga negara yang baik.

d. Memerlukan pengetahuan tentang masalah keluarga dan maknanya bagi

individu maupun masyarakat.

e. Perlu pengetahuan dan informasi bagaimana memperoleh dan memanfaatkan

fasilitas yang ada dan bagaimana cara pemeliharaannya.

f. Butuh informasi tentang peranan ilmu pengetahuan (science) bagi kehidupan

manusia.

g. Membutuhkan peresapan makna (apersepsi) dan penghargaan terhadap seni,

musik, dan keindahan alam.

h. Memerlukan informasi bagaimana cara memanfaatkan watu luangnya dengan

baik.

i. Membutuhkan pengetahuan tentang cara mengembangkan rasa hormat

(respect) pada orang lain.

j. Membutuhkan wawasan dan pengetahuan untuk mampu berpikir secara

rasional.

Berdasarkan uraian mengenai kebutuhan-kebutuhan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa generasi muda memiliki kebutuhan yang menjadikan diri mereka

aktif dan inovatif. Kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi tuntutan bagi generasi muda

untuk memenuhinya dengan menjadi generasi yang literat. Dengan menjadi generasi

yang literat, generasi muda siap menghadapi tantangan zaman. Generasi muda siap

melalui pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki akibat pemenuhan kebutuhan

sebagai seorang remaja.

Trilling dan Fadel (dalam Hariyanto & Samani, 2016, hlm. 37)

mengungkapkan tiga keterampilan yang diperlukan pada abad ke-21 adalah sebagai

berikut.

a. Kecakapan belajar dan inovasi yang meliputi: berpikir kritis dan pemecahan,

komunikasi dan kolaborasi, serta kreativitas dan inovasi.

b. Kecakapan melek digital yang meliputi: melek informasi, melek media, dan

melek teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

c. Kecakapan hidup dan kecakapan karier yang meliputi: keluwesan dan

penyesuaian diri, inisiatif dan arahan diri, interaksi sosial dan interaksi lintas

budaya, produktivitas dan akuntabilitas, kepemimpinan dan tanggung jawab.

Keterampilan-keterampilan tersebut menjadi bekal bagi generasi muda dalam

menghadapi zaman. Generasi muda perlu cakap dalam belajar, inovatif, melek digital,

dan memiliki kecakapan hidup dan karier. Adanya sekian harapan dan berbagai

predikat yang melekat pada diri generasi muda. Generasi muda dianggap agent of

change atau menjadi pemegang tingkat estafet pembangunan. Keberhasilan bangsa

dan negara berada di pundak mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun