Peristiwa ini menjadi salah satu kenyataan pahit dalam sejarah umat Islam. Saat itu ratusan ribu mayat berserakan dengan tubuh tanpa kepala. Para tentara mongol memenggal kepala mereka untuk memastikan semuanya benar-benar tewas dalam peristiwa tersebut. Kemudian kota Baghdad yang selama beberapa abad menjadi pusat terbesar peradaban Islam tersebut harus menjadi puing-puing dan meninggalkan keindahannya.
Selain itu, hal lain yang juga disesali oleh umat Islam dalam peristiwa ini adalah berbagai Khazanah Islam yang sudah dikumpulkan selama beberapa abad tersebut harus musnah menyisakan tinta hitam di Sungai Tigris akibat ribuan manuskrip yang dilemparkan kedalamnya. Hal tersebut merupakan bencana besar dalam sejarah peradaban dan literatur umat Islam.
Kemudian, pasukan Mongol mengeksekusi khalifah Al-Musta'shim Billah  1258 M. Terbunuhnya Khalifah Al-Musta'shim Billah ini menjadi penanda bahwa kekuasaan daulah Abbasiyah yang telah berlangsung sekian abad harus berakhir dengan tragis.
Sebagaimana alur sebuah kehidupan, suatu peradaban akan mengalami berbagai fase dalam kehadirannya. Daulah Abbasiyah yang pada masa kejayaannya meraih banyak kegemilangan, dikemudian hari harus mengalami kemunduran bahkan kehancuran hingga akhirnya akan digantikan dengan kemunculan Dinasti berikutnya. Hal ini sesuai dengan suatu teori yang telah dijelaskan oleh seorang tokoh Muslim yaitu Ibnu Khaldun dalam pemikirannya teori Siklus.
Dalam teori siklus, dijelaskan bahwa suatu peristiwa sejarah itu berputar sehingga peristiwa sejarah dapat terulang. Dalam kekuasaan tersendiri, teori siklus ini didasarkan pada pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan politiknya. Ibnu Khaldun dalam hal ini memandang bahwa setiap dinasti atau kekuasaan politik akan mengalami sebuah proses perubahan yang berulang-ulang, dimana proses tersebut dimulai dari fase: 1) awal kekuasaan; 2) Puncak kekuasaan; 3) Penurunan; 4) Kehancuran; 5) Siklus baru, yang ditandai dengan munculnya dinasti baru.
Dalam teori siklus kekuasaan sendiri, setelah daulah Abbasiyah melalui berbagai fase dalam keberadaannya, dimulai dari awal keberadaannya dengan berbagai upaya propaganda yang mereka lakukan, sehingga pada akhirnya berhasil menumbangkan kekuasaan daulah Umayyah, daulah Abbasiyah pada akhirnya mampu menggantikan kepemimpinan umat Islam, hingga pada akhirnya mencapai puncak kejayaannya, dengan munculnya berbagai prestasi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan. Yang kemudian berbagai kegemilangan yang didapat itu pada akhirnya membuat mereka lalai dalam menjalankan kekuasaan hingga tanpa mereka sadari daulah Abbasiyah sudah berada pada fase kemundurannya. Â Hingga selanjutnya pada kemunduran itu harus disusul dengan peristiwa penyerangan yang dilakukan oleh Bangsa Mongol yang berhasil mengakhiri kekuasaan daulah Abbasiyah setelah sekian abad lamanya. Namun, runtuhnya daulah Abbasiyah ini bukan berarti bahwa kepemimpinan umat Islam berakhir begitu saja. Karena setelah daulah Abbasiyah berakhir, banyak bermunculan daulah setelahnya, seperti Bani Buwaihi, Bani Seljuk atau bahkan Bani Umayyah yang berpusat di Spanyol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H