Mohon tunggu...
Wulan Cahya Fitriani
Wulan Cahya Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Daulah Abbasiyah dalam Teori Siklus oleh Ibnu Khaldun

25 Desember 2023   13:02 Diperbarui: 25 Desember 2023   13:02 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak wafatnya Rasulullah SAW., kepemimpinan umat Islam sudah banyak sekali mengalami peralihan. Hal tersebut dimulai dari Khulafaur Rasyiddin, hingga berbagai daulah Islam yang muncul setelahnya. Daulah Islam sendiri berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa Khulafaur Rasyiddin, mereka yang menggantikan Rasulullah dalam hal kepemimpinan Umat Islam dipilih melalui baiat umat. Namun di masa daulah, kepemimpinan ditentukan berdasarkan keturunan. Salah satu daulah Islam yang berhasil membawa Islam pada masa kejayaannya adalah daulah Abbasiyah.

Berdirinya daulah Abbasiyah sendiri sebagai daulah pengganti Umayyah yang mulai melemah dimulai dengan berbagai upaya propaganda yang dilakukan karena adanya ketidaksenangan terhadap pemerintahan daulah Umayah. Penyebab utama terjadinya upaya propaganda terhadap daulah Umayyah ini adalah meningkatnya kesenjangan diantara masyarakat karena para gubernur yang ditunjuk oleh kekhalifahan Umayah melakukan praktik korupsi. Selain itu, banyak juga yang menganggap bahwa kekuasaan daulah Umayyah tidak sah karena mereka bukanlah keturunan langsung dari Nabi Muhammad SAW.

Propaganda tersebut dilakukan oleh Muhammad ibn Ali yang kemudian diteruskan oleh Ibrahim ibn Muhammad, hingga Abu Al-Abbas as-Saffah. Kemudian pada Oktober 749 M, Abu as-Saffah dinyatakan sebagai khalifah dan tentaranya telah memasuki Kufah yang merupakan sebuah pusat Muslim di Irak Selatan. Abu as-Saffah segera bertolak untuk menggempur kekuatan daulah Umayyah yang dipimpin oleh Marwan II sebagai khalifahnya.

Meskipun Marwan II sebenarnya memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, pada kenyataannya dalam pertempuran tersebut banyak dari pasukan Umayyah yang merasa goyah dan kelelahan akibat kekalahan serangkaian perang sebelumnya. Disisi lain, pasukan Abbasiyah justru menggunakan taktik perang yang digunakan daulah Umayyah pada pertempuran sebelumnya, yakni dengan membentuk dinding dari tombak. Taktik ini membuahkan hasil, sehingga pihak Umayyah tidak mampu menembus pertahanan mereka.

Kekalahan Umayyah secara otomatis menjadi awal pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, dengan Abu Abbas As-Saffah sebagai khalifah pertamanya. Pada puncak kejayaannya, Umat Islam dibawah pemerintahan daulah Abbasiyah banyak mencapai kemajuan dalam berbagai aspek, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan.

Dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak dilakukan berbagai kegiatan menerjemahkan naskah-naskah asing, terutama penerjemahan dari naskah yang berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab. Selain itu juga, pada masa ini didirikan Perpustakaan Baitul Hikmah sebagai pusat pengembangan ilmu, serta terbentuknya mazhab-mazhab ilmu pengetahuan dan keagamaan.

Dalam bidang sastra, dikenal sebuah karya yang mendunia yaitu Kisah 1001 Malam.  Banyak sekali para ilmuwan Islam terkenal dunia yang muncul pada masa Abbasiyah, seperti seperti Al-Khawarizmi (ahli astronomi dan matematika), al-Kindi (filsuf Arab pertama), dan al-Razi (filsuf, ahli fisika, dan kedokteran).

Berbagai kemajuan tersebut tidak terlepas dari peran para khalifah yang menetapakan sebuah kebijakan agar peradaban umat Islam semakin maju. Contohnya adalah pada masa Harun al-Rasyid yaitu sekitar tahun 786-809 M, sang khalifah mendirikan berbagai bangunan yang dapat digunakan untuk keperluan sosial, seperti rumah sakit, lembaga pendidikan, dan farmasi.

Dalam sejarahnya, umat Islam pernah mengalami masa keemasan yang bahkan melebihi wilayah barat. Para pakar sejarah menunjukkan pada masa kekuasaan daulah Abbasiyah yang berada di Baghdad, Islam telah mencapai puncak kejayaannya dalam rentang waktu yang cukup panjang, hal inilah yang menyebabkan dinasti ini menempati kedudukan yang penting dalam sejarah Islam.

Namun, berbagai kegemilangan yang diraih ini pada akhirnya membuat para khalifah penerus di kemudian hari menjadi lupa diri, sehingga membuat mereka lebih mencintai dunia. Para khalifah hidup dalam kondisi yang sangat mewah dan hedon. Hal itu tentu saja berdampak pada kemunduran kekuasaannya, terutama dalam bidang ekonomi. Belum lagi terjadinya peristiwa perang salib mau tidak mau merugikan daulah Abbasiyah baik dalam kerugian nyawa maupun materi.

Kemudian, kemunduran ini pada akhirnya mengarah pada kehancuran daulah Abbasiyah setelah diserang oleh pasukan Mongol yang berhasil menghancurkan kota Baghdad pada masa itu. Khalifah Al-Musta'shim Billah pada akhirnya tidak mampu membendung serangan dari bangsa nomaden ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun