Jelas bahwa komoditas dagang di Malaka dan di Jawa sangat berbeda. Beberapa hal seperti bahan tambang dan batu berharga tampaknya menjadi tokoh utama, selain beras tentunya, dalam memainkan peran "penyumbang keuntungan" terbesar dalam perdagangan di Malaka.
Tidak ada penjelasan mengapa perdagangan komoditas dari Jawa di Malaka bisa menghasilkan keuntungan yang besar. Mungkin terkait dengan jenis barang, atau juga disebabkan dari lokasi Jawa dan Malaka. Apabila dianalisis, posisi Malaka yang berada di pusat perdagangan dan pelayaran dunia pada waktu itu, memungkinkan untuk menjual barang -- barang khas Jawa dengan harga tinggi.Â
Sebaliknya, ketika perdagangan dilakukan di Jawa, komoditas yang mereka bawa kebanyakan adalah kain dan sapi, sesuatu yang berharga tetapi tidak bisa dijual dengan harga tinggi---tidak setinggi batu berharga.Â
Dari posisinya, Jawa bisa dikatakan sebagai pasar lokal jika dibandingkan dengan Malaka yang menjadi pusat pasar internasional. Sehingga apa yang dibawa dari Malaka, hanya bisa dijual kepada penduduk sekitar  dengan harga yang standar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H