Mohon tunggu...
Wulan Anggraeni
Wulan Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Nasional

Undergraduate student Communication Science at Nasional University

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Apa Hubungannya dengan Ilmu Komunikasi

27 Januari 2024   14:00 Diperbarui: 27 Januari 2024   14:12 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia sebagai mahluk sosial tidak bisa jika tidak melakukan komunikasi dengan manusia lainnya, sehingga dapat dipastikan manusia akan mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya. Komunikasi terletak dari proses komunikasinya sebagai aktifitas dalam melayani hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan melampaui ruang dan waktu. Didalam komunikasi meliputi sebuah usaha untuk menciptakan pesan, mengalihkan pesan, dan memberi diri kita sebuah tempat baik dihati maupun otak untuk menerima pesan. Dalam berkomunikasi meskipun terlihat mudah tetapi sebenarnya sangatlah sulit, sebab kita harus memiliki usaha dalam menciptakan sebuah pesan sehingga tidak bisa sembarangan memberikan pesan kepada orang lain, harus melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi dari penerima pesan, waktu yang tepat saat pesan disampaikan serta apa isi dari pesan yang akan disampaikan, jangan sampai pesan yang disampaikan kepada orang lain malah menimbulkan efek negatif dari penerima. Apabila semuanya telah terkendali dengan baik barulah pesan disampaikan kepada penerima. Menurut Wahlstorm (1992) komunikasi adalah proses dimana terjadi pemberian informasi, gagasan dan perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tulisan melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya tampilan pribadi, atau hal lainnya yang memperjelas sebuah makna. Menurut LittleJohn & Foss (2008) Komunikasi sulit untuk didefinisikan, hal tersebut dikarenakan kata "komunikasi" bersifat abstrak, seperti memiliki banyak istilah dan memiliki banyak arti. Frank Dance (1970) mengklasifikasikan teori komunikasi berdasarkan sifatnya, ada 3 hal yang dipaparkan yakni "diferensasi konseptual kritis" yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi: Ontologi "Apakah Ilmu Komunikasi?", Epistemologi "Bagaimana proses yang memungkinkan apabila ditambahnya pengetahuan menjadi Ilmu Komunikasi?" dan Aksiologi: "Untuk apa Ilmu Komunikasi itu digunakan?".

Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi ketiganya merupakan kajian utama yang ada dalam filsafat. Seperti yang diketahui filsafat sebagai ibu dari segala ilmu yang dimana seluruh pengetahuan manusia berasal. Pada hakikatnya, filsafat ilmu berada pada wilayah pengetahuan yang disebut dengan Epistemologi yakni cabang filsafat yang mengkaji teori pengetahuan, karenanya disebut juga dengan teori tentang teori. Saat berpikir filsafat guna mengkaji teori tentang teori, 3 wilayah filsafat kembali digunakan untuk menganalisis. Jadi, walaupun epistemologi sudah dijelaskan membahas mengenai pengkajian teori, saat mengkaji filsafat ilmu yang dalam hal ini lebih mengkaji filsafat ilmu komunikasi maka, masalah Ontologi (wilayah ada), Epistemologi (wilayah pengetahuan), dan Aksiologi (wiayah nilai) Kembali djjadikan pertanyaan. Untuk itu, filsafat ilmu komunikasi dari sisi Ontologi mempertanyakan: Apakah objek kajian ilmu komunikasi?. Sisi Epistemologi mempertanyakan: Bagaimana cara mendapatkan dan membangun ilmu itu? Dan dari sisi Aksiologi mempertanyakan: Bagaimana penggunaanya?. Untuk itu, mari kita kaji satu persatu mengenai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi serta apa Hubungan ketiganya dengan Ilmu Komunikasi. 

Ontologi

Merupakan salah satu kajian filsafat membahas mengenai keberadaan sesuatu yang bersifat konkret, mengenai realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan Ontologi berarti membahas mengenai suatu kebenaran atau fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, maka Ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya. Dalam prosesnya memerlukan dasar pola berpikir yang didasarkan pada bagaimana ilmu pengetahuan digunakan sebagai dasar pembahasan realitas. Ontologi membahas tentang yang ada dan yang universal, menampilkan pemikiran semesta yang universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam setiap kenyataan. Dalam rumusan Lorens Bagus, Ontologi menjelaskan yang ada yang meliputi semua realitas dalam semua bentuknya. Paham idealisme, materalisme, dualisme dan pluralisme merupakan paham Ontologi yang akan menentukan pendapat dan bahkan keyakinan kita masing-masing tentang apa dan bagaimana kebenaran dan kenyataan yang hendak dicapai oleh ilmu itu sendiri oleh Koento Wibisono (1988). Secara Ontologi, ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuanya hanya pada daerah-daerah yang berbeda dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek penalaahan yang berada dalam batas pra-pengalaman (penciptaan manusia), pasca-pengalaman (penciptaan surga dan neraka) diserahkan ilmu kepada pengetahuan yang lain (agama). Ontologi keilmuan juga merupakan penafsiran tentang hakikat realitas dari objek Ontologi keilmuan. Penafsiran metafisik keilmuan harus didasarkan kepada karakteristik objek Ontologi sebagaimana adanya (das sein) menyebabkan ilmu menolak premis moral yang bersifat seharusnya (das sollen). 

Ada beberapa aspek dalam Ontologi yang harus diperhatikan yakni:

1. Metodis, dalam proses menemukan dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu.

2.Sistematis, saing berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan.

3.Koheren, tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan.

4.Rasional, harus berdasar pada kaidah yang logis.

5.Komprehensif, melihat objek dari berbagai sudut pandang.

6.Radikal, diuraikan sampai ke akar persoalannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun