Untuk menjaga kesehatan mental yang optimal, mahasiswa yang berada di semester tua memerlukan dukungan emosional dan psikologis yang kuat dari berbagai sumber, termasuk teman sebaya, keluarga, dan lembaga pendidikan.Â
Selain itu, bantuan dari konselor atau ahli kesehatan mental juga dapat memberikan manfaat signifikan dalam menangani tekanan dan tantangan psikologis yang mungkin dihadapi.Â
Dengan demikian, menciptakan lingkungan yang mendukung dan memanfaatkan sumber daya profesional dapat menjadi langkah penting dalam memelihara kesejahteraan mental di kalangan mahasiswa semester tua.
Sayangnya, meskipun telah berbagai upaya dilakukan, stigma terhadap kesehatan mental masih terus menempel di kalangan masyarakat, bahkan di lingkungan akademik seperti perguruan tinggi.Â
Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa yang telah mencapai semester tua untuk berani menghadapi stigma ini dengan cara membuka diri tentang tantangan yang mereka hadapi dalam hal kesehatan mental dan mencari pertolongan jika diperlukan.Â
Dengan menyadari bahwa kesehatan mental memiliki tingkat kepentingan yang setara dengan kesehatan fisik, mahasiswa diharapkan dapat memberikan perhatian yang layak terhadap aspek kesejahteraan ini dan tidak mengabaikannya.
Dengan begitu penting bagi mahasiswa semester tua untuk memperhatikan kesehatan mental mereka karena mereka dihadapkan pada banyak tantangan akademik, pribadi, dan sosial yang kompleks.Â
Tekanan dari tugas akhir, persaingan di pasar kerja, kesepian, dan stigma terhadap kesehatan mental dapat berdampak negatif jika tidak dikelola dengan baik.
Mahasiswa perlu mencari dukungan dari berbagai sumber, termasuk teman, keluarga, lembaga pendidikan, serta konselor atau ahli kesehatan mental, dan mengatasi stigma dengan membuka diri tentang tantangan yang mereka hadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H