Mohon tunggu...
Wulan IndahPermata
Wulan IndahPermata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

TERUS BELAJAR

Selanjutnya

Tutup

Love

Menjadi Suami yang Berakhlak Mulia

16 Agustus 2021   14:28 Diperbarui: 16 Agustus 2021   14:40 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Seperti yang kita ketahui bersama jika hubungan sebuah pernikahan bukanlah hal yang mudah untuk kebanyakan pasangan. Banyak sekali cobaan dan permasalahan yang kerap menggangu keharmonisan berumah tangga. Mulai dari masalah sendiri, masalah pasangan, anak, keluarga, saudara, tetangga, ekonomi dll.

Tetapi kali ini penulis hanya akan fokus kepada permasalahan yang berkaitan antara suami dan istri. 

Berdasarkan catatan data Badan Pusat Statistik(BPS) dari survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tingkat perceraian di Indonesia terus meningkat pada 2015 sebanyak 5,89% (Pasangan suami istri bercerai (hidup). Jumlahnya sekitar 3,9 juta dari total 67,2 juta rumah tangga. 

Pada tahun 2020 presentase perceraian naik menjadi 6,4% dari 72,9 juta rumah tangga atau sekitar 4,7 juta pasangan. Ditambah lagi masa yang sulit seperti ini menambahkan beban tersendiri kepada pasangan suami istri terutama terkait masalah ekonomi. 

Hubungan suami istri mengapa bercerai?, banyak sekali faktor yang mempengaruhi mengapa pernikahan yang sudah dibangun dengan susah payah harus berakhir dengan perceraian.

Dalam hal ini Islam memiliki peran yang sangat penting untuk mengukuhkan keharmonisan berumah tangga yaitu dengan menjadi suami atau istri yang berakhlak mulia. Mengapa harus berkahlak mulia?

Dalam biduk rumah tangga, pasangan suami dan istri masing-masing memiliki hak dan kewajiban. 

Suami sebagai imam (pemimpin) untuk Istri, dan Istri sebagai makmum. Sebagai pemimpin suami berkewajiban menjaga Istri dalam urusan agama dan dunia nya, menafkahi nya dengan memenuhi nafkah batin dan lahirnya.

Sedangkan Istri berkewajiban mentaati suami nya, menjaga kehormatan dan harta suaminya serta menyenangkan suaminya. Bahkan untuk sebagian wanita(istri) cenderung berlomba-lomba untuk mepercantik fisik semata tanpa di barengi mempercantik akhlak nya.

Lalu apa yang di maksud dengan istri yang berakhlak mulia itu? 

Yaitu istri yang pandai berhias dan mempercantik diri untuk suaminya. Istri yang cantik akhlaknya selalu tersenyum dan tidak bermuka masam di hadapan suaminya, selalu mentaatinya dalam hal yang ma'ruf. Suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di tanya, perempuan seperti apa yang paling baik?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab, "yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika suami memerintahkannya sesuatu dan tidak menyelisihi suami dalam diri dan hartanya dengan apa yang dibenci oleh suaminya" (HR. An-Nasa'i no.3231)

Inilah karakter wanita(istri) yang baik, yaitu dia berusaha memperbagus dan mempercantik dirinya ketika berada di hadapan suaminya atau setiap kali dia bersama suaminya. Dan juga perhatian dan fokus seorang istri adalah yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan dan perintah sang suami.

Lalu bagaimanakah dengan suami yang berakhlak mulia?

Suami yang berakhlak mulia adalah suami yang selalu bersusaha untuk membahagiakan istrinya, meringankan beban istri nya dan membantunya dalam hal yang ma'ruf. Pada generasi saat ini, banyak sekali suami yang tidak memperdulikan istri nya, tidak mendengarkan keluh dan kesah istri nya dan cenderung masa bodo dan hanya memperdulikan kebutuhan nya semata. 

Padahal seorang istri setiap harinya akan membutuhkan pendegar yang baik untuk mendengarkan keluh kesah nya yang dia alami sepanjang hari tanpa sang suami. 

Suami yang berakhlak baik akan meringankan beban istri nya. Tugas suami bukan hanya mencari nafkah dan memberikan uang untuk istri tetapi juga meringankan beban istri dalam hal pekerjaan rumah tangga. 

Sebagian ulama mengatakan jika pekerjaan rumah adalah tugas suami bukan tugas istri, kalupun istri mengerjakannya itu hanya untuk membantu suaminya.Seperti rasulullah yang membantu Aisya dalam urusan dapur, bahkan hal ini dapat mempererat keharmonisan berumah tangga.

Kesimpulan yang dapat diambil adalah untuk menjadi suami istri yang berkhlak mulia yaitu harus mengerti dan menjalankan tugas masing masing dengan baik yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah. 

Karena sejatinya kehidupan berkeluarga adalah sunnah nya Rasulullah, banyak sekali pahala yang bisa diraih dalam kehidupan berumah tangga dan ini adalah ibadah yang sangat panjang, bukan hanya untuk masa kini tetapi juga masa yang akan datang. Karena generasi yang berakhlakul karimah berasal dari keluarga yang berakhlakul karimah juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun