Mohon tunggu...
Dewi wulan sari
Dewi wulan sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi di bidang seni dan buadaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kue Coklat Abi

2 November 2023   17:34 Diperbarui: 2 November 2023   17:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"KRIIING!!!" suara telepon rumah Abi berbunyi pagi-pagi sekali. Ayah mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo," jawab suara di pesawat telepon.

"Maya? Ada apa?" tanya Ayah. Rupanya Tante Maya yang menelepon.

"Kak, Ibu sakit."

"Abi, hari ini Ayah dan Ibu menengok Nenek dulu, ya," ucap Ibu.

"Ayah dan Ibu menginap di sana?" tanya Abi.

"Belum pasti. Lihat dulu kondisi Nenek. Abi tidak ikut karena harus sekolah. Abi kan sedang ujian." Abi pun mengangguk. 

Abi sendirian di rumah.

Jam 06.00, Abi menyiapkan seragam dan peralatan sekolah. Setelah itu, Abi mandi dan sarapan. Di meja makan, ada nasi goreng yang dibuat Ibu.

Jam 07.00, Abi pergi ke sekolah. Sebelum pergi, ja menutup semua jendela dan mengunci pintu. 

Abi bersepeda pergi ke sekolah. Sekolah Abi dekat dari rumah.

Di perjalanan, Abi bertemu dengan Dogi yang berjalan kaki sendiri. Abi pun membonceng Dogi. Abi juga bertemu Epan yang bersepeda. Mereka lalu pergi bersama ke sekolah. Sementara Ucil dan Musmus masih diantar Orangtuanya pergi ke sekolah.

Jam 12.00, Abi pulang dari sekolah.

"Buuu!" Abi memanggil dari depan pintu seperti biasanya.

"Ups, aku lupa. Ayah dan Ibu kan tidak ada," gumam Abi. Ia lalu membuka kunci pintu dan masuk.

Abi membuka sepatu dan menyimpannya di rak sepatu. Tak lupa, ia menyimpan kaus kaki di tempat khusus pakaian kotor.Setelah merapikan seragam dan peralatan sekolahnya, Abi duduk di kamar. "Mudah-mudahan Ayah dan Ibu tidak menginap.

Mudah-mudahan Nenek tidak apa-apa," doa Abi.

KRIUUUK, perut Abi berbunyi.

"Ugh, aku lapar."

Abi membuka lemari makan. Ada bubuk cokelat, tepung, dan gula pasir.

Yaaah, tidak ada makanan," ucap Abi sedih. Ibu lupa menyiapkan makan siang untuk Abi. Pagi tadi, Ibu pergi tergesa-gesa.

"Abi duduk sejenak di kursi ruang makan. Ia berpikir keras.

"Aha!" Abi melonjak. Ia beranjak ke kulkas dan membukanya.

Di kulkas, ada susu. Abi ingin membuat sendiri kue untuk makan siangnya. Kue dari susu, bubuk cokelat, tepung, dan gula pasir.

"Bagaimana caranya, ya?" ucap Abi. Ia lalu membuka-buka buku resep punya Ibu. "

Ini dia! Kue Cokelat!" seru Abi senang.

Abi memasukkan gula pasir dan susu ke mangkuk besar. Ia lalu mengocoknya sampai kental. Kemudian, Abi memasukkan tepung dan bubuk cokelat. Ia mengocoknya lagi. Abi mencolek adonan di mangkuk itu.

"Ah, kurang manis!"

Abi menambahkan gula pasir ke adonan itu. Ia mencoleknya lagi.

"Hmmm, enaaak!" seru Abi senang. Mulutnya belepotan adonan

Cokelat. Bajunya juga. Abi lalu menuangkan adonan ke dalam loyang. "Sekarang, tinggal dimasukkan ke oven. Ups, tapiii ...." Setelah loyangnya ada di dalam oven, Abi tampak bingung.Abi belum berani mencolokkan sendiri colokan oven listrik itu ke stop kontak di dinding.

"Duuuh, bagaimana, ya? Padahal aku lapar sekali!"

TING TONG, bel rumah Abi berbunyi.

"Mudah-mudahan itu Ayah dan Ibu!"

Abi berlari ke depan. Ternyata Dogi!

"Abi, ini kue dari ibuku," ucap Dogi sambil menyerahkan bungkusan dan langsung berpamitan.

Abi melahap kue itu. Laparnya pun reda. Ia lalu membereskan peralatan bekas membuat adonan tadi.Menjelang petang, Ayah dan Ibu datang. Abi langsung meminta Ibu mencolokkan Colokan oven listrik itu.

"Aku membuat kue cokelat untuk Ayah dan Ibu!" ucapnya.

Kesimpulannya dari abi adalah sudah berusaha untuk membuat makanan atau kue untuk di makan karna kelaparan, dan mengajarkan kemandirian pada anak. 

"Bukan masalah kamu gagal. Tidak pula rugi jika impian belum jadi kenyataan. Asalkan kita tidak berhenti dan terus berjalan, berjuang, dan tetap berusaha. Maka, sukses menanti kamu di sana."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun