Apakah Kupang adalah penduduknya yang memiliki kebanggaan akan asal usul mereka, suku-suku mereka, namun juga saling bersaing di antara mereka? Apakah Kupang adalah logat mereka yang khas? Apakah Kupang adalah daging se’i, jagung bose atau ikan kuah asam? Apakah Kupang adalah sejarahnya, yang meskipun pemukiman awalnya dimulai sekitar awal abad ke -17 tapi kelahirannya dianggap pada 25 April 1996? Apakah Kupang adalah religiusitasnya yang dipampang dengan jelas di setiap sudut kota dan jalan-jalan? Apakah Kupang, sebuah totalitas indah ini?
Pada akhirnya saat berdiri di ujung jalan dan menengok ke belakang ke kota ini, saya selalu merasa kecil dan hanya mampu bercermin terhadap diriku sendiri. Satu-satunya yang saya pasti adalah saya menikmati setiap menit di kota ini, bergaul dengan selera humornya yang cenderung sarkastis, bekerja dengan banyak orang, sesama pendatang maupun dengan orang Kupang. Sebuah totalitas sangat kompleks yang sebagian kecil jalan-jalannya pernah saya lewati, yang orang-orangnya pernah saya kenal selama dua setengah tahun, yang di mata mereka saya mengerti sedikit tentang diriku sendiri. Dan se’i yang akan selalu saya rindukan.
Mempertanyakan Kota Kupang adalah menanyakan suatu totalitas yang saya sendiri pernah merupakan bagian yang sangat kecil darinya. Karena itu, bagaimanapun juga, saya tidak akan pernah mampu mengenal totalitas ini.
Kant pasti setuju! [h@nsdw]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H