Mohon tunggu...
Wahyu Satriyo Wicaksono
Wahyu Satriyo Wicaksono Mohon Tunggu... wiraswasta -

Komentator pun harus punya data, karena kasihan yang dikomentarin. twitter @wsatriyow website : bataminenglish.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mimpi Batam Menjadi Lokomotif Pembangunan Nasional

10 Februari 2016   16:25 Diperbarui: 10 Februari 2016   17:04 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber Foto : datin.bpbatam.go.id"][/caption]

Tidak terasa sudah memasuki bulan Februari di tahun 2016 ketika tulisan ini dibuat. Kehebohan yang mengemuka di awal tahun perlahan surut namun tetap ditunggu hasil akhirnya. Awal mulanya adalah pernyataan Mendagri Tjahyo Kumolo pada waktu melantik Pejabat (Pj) Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Drs. Nuryanto, M.PA. Pelantikan dilaksanakan pada Rabu (30/12/2015) di Gedung Daerah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Pada waktu pelantikan itu lah, keluar pernyataan dari Tjahyo Kumolo bahwa BP Batam dibubarkan Januari 2016. Berarti hanya selang dua hari dari pelantikan tersebut, sudah masuk bulan Janurai 2016, BP Batam akan dibubarkan. Bahkan, kabarnya Presiden Joko Widodo sudah menyetujui usulan tersebut.

Pada hari itu, Rabu 30 desember 2015, media online di Batam sudah ramai menurunkan beritanya sebagai breaking news. Keesokan harinya empat surat kabar utama di Batam yaitu Batam Pos, Tribun Batam, Haluan Kepri dan Koran Sindo memberitakan hal yang sama. Bahkan beberapa diantaranya telah menyinggung nasib karyawan BP Batam. Untuk PNS dikembalikan kepada kementrian masing-masing dan untuk selain itu dapat dilebur ke Pemerintahan Provinsi Kepri dan Pemko Batam sesuai kebutuhan. Alamak jadi barang tu!

BP Batam dari dulu diisukan akan dibubarkan. Entah kenapa. Padahal sumbangsihnya terhadap Provinsi Riau dulu dan pemekaran provinsinya menjadi Kepri tidak bisa dipandang remeh. Berikut beberapa data dari BPS yang akan penulis sajikan, sebelum membahas opsi mana yang mungkin adalah solusi terbaik.

Perdagangan Luar Negeri

Untuk kegiatan perdagangan luar negeri, Kepri memiliki enam wilayah dan empat belas pelabuhan atau pintu masuk. Wilayah Anambas memiliki pelabuhan Tarempa. Bintan memiliki pelabuhan Kijang dan tanjung Uban. Karimun ada pelabuhan Moro Sulit, Pasir Panjang dan Tg. Balai Karimun. Untuk wilayah Lingga dan Tanjungpinang ada pelabuhan Singkep-Dabo dan Pelabuhan Tanjungpinang. Tanjungpinang dan Bintan terletak dipulau yang sama yaitu pulau Bintan. Selanjutnya wilayah yang terakhir dan terbanyak adalah Batam yang memiliki enam pelabuhan. Pelabuhan di Batam yaitu Batu Ampar, Hang Nadim, Kabil/Panau, Pulau Sambu dan Sekupang.

Untuk kegiatan ekspor dan impor di tahun 2014 Kepri mencatat surplus ekspor. Nilai ekspornya mencapai US$15.707,32 juta dan Impornya US$10.877,43 juta. Kegiatan ekspor dan impor wilayah kota Batam untuk tahun yang sama mencapai US$11.302,76 juta dan US$8.398,63 juta. Jika dirasiokan maka kota Batam sebagai bagian dari Kepri menyumbang 71,96% untuk kegiatan ekspor dan 77,21% untuk impor. Hal ini menunjukkan bahwa Batam penyumbang devisa terbesar di Kepri dari sektor kegiatan perdagangan luar negeri.

[caption caption="Sumber Foto : bisniskeuangan.kompas.com"]

[/caption]

Pariwisata

Tahun 2014, Provinsi Kepri melalui Kepala Dinas Pariwisata Guntur Sakti, memasang target dua juta kunjungan untuk target optimis. Sementara target moderat sebanyak 1,9 juta dan konstan 1,8 juta kunjungan wisman. Realisasinya tercapai 1.973.425 kunjungan wisman di tahun 2014. Batam menjadi penyumbang pertama sebanyak 1.454.110 atau 73,68% sekaligus sebagai pintu masuk kunjungan wisman terbesar ketiga di Indonesia, setelah Bali dan Jakarta. Sementara untuk tahun 2015 sendiri, jumlah wisman yang berkunjung ke Kepri sebanyak 2.037.673 orang dengan Batam memberikan peran sebesar 75,86% atau 1.545.818 orang.

Inflasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun