Mohon tunggu...
WS Thok
WS Thok Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Lahir di Jawa-Timur, besar di Jawa-Tengah, kuliah di DI Yogyakarta, berkeluarga dan tinggal di Jawa-Barat, pernah bekerja di DKI Jakarta. Tak cuma 'nguplek' di Jawa saja, bersama Kompasiana ingin lebih melihat Dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Manusia Suka Pamer

8 Agustus 2014   20:30 Diperbarui: 27 Agustus 2016   16:33 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1407479217744496259

 

Pernah pula seorang teman lainnya (sebut saja namanya P) pamer kalau kakak wanitanya pembuat kue kering paling enak. Saya tak mau terima, saya juga pamer kalau teman saya juga mempunyai kakak wanita pembuat kue kering paling enak. Teman saya masih saja ngeyel, baru ngeh (tepatnya kecele, sambil senyum kecut) kalau wanita yang saya maksud ya kakaknya juga, bukankah P teman saya? Sekedar mencandai saja, hehehe….

 

Memamerkan prestasi akademik masih bisa dimaklumi, namun ada yang malah bangga memamerkan keburukannya, misalnya menceritakan upayanya menyuap saat masuk PNS. Ada yang merasa bangga bisa menenggak bir sekian botol, dll.

 

Pamer dengan tujuan macam-macam itu bisa berupa memajang foto profil (di blog) atau foto yang ditempel di dinding ruang tamu, misalnya: foto nampang di depan rumah atau mobil mewah (bisa milik orang lain) agar dianggap kaya; foto sedang merangkul macan putih (biasa di taman safari, Bogor) agar dianggap pemberani; foto sedang menyantuni yatim piatu agar dianggap dermawan; foto di depan rak buku perpustakaan agar dianggap kutu buku/pintar; memakai jilboobs supaya terlihat sexy (padahal memang sexy yak); memasang foto tentara di warung makan agar yang mau ngemplang makan pikir-pikir/takut, dll. (lihat pula tulisan: [1] Memamerkan kebohongan).

 

 

[caption id="attachment_351805" align="aligncenter" width="300" caption="Sang Pemberani"]

1407479217744496259
1407479217744496259
[/caption]

Boleh jadi foto-foto itu memang mengungkapkan kenyataan sebenarnya. Oleh karena itu sebaiknya memang tak perlu sinis apalagi berprasangka buruk. Pun bila foto-foto itu tidak mengandung kebenaran, saya anggap pemiliknya sedang memodelkan keinginannya, dengan melihatnya setiap hari, boleh jadi akan memberi semangat untuk mewujudkannya. Bukankah para motivator menyarankan untuk menuliskan/mengungkapkan keinginan/tujuan, agar mudah mengingatnya?

 

Kembali ke laptop, terhadap status facebook teman di atas, tak cuma saya, beberapa teman lainnya memberi acungan jempol pertanda setuju, bahkan ada yang berkomentar: “Setuju boss.... lebihnya bagi-bagi ke saya yaaa (ngarepmode.on)(Depok, 8 Agustus 2014)

------------

 

Tulisan terkait:

 

[1] Memamerkan Kebohongan

 

[2] Memamerkan Kekayaan di Kompasiana

Sumber Ilustrasi : Di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun