Mencuri itu dosa. Ini hukum yang diyakini semua agama di planet bumi. Namun untuk urusan kreativitas seni, termasuk menulis, hukum ini ternyata tak selamanya berlaku. Bahkan para penulis dianjurkan untuk menjadi pencuri.Anda pasti kenal, atau setidaknya pernah mendengar tentang Pablo Picasso. Dia dikenal sebagai pelukis hebat. Sebagai pelukis, ada salah satu pernyataannya yang kerap dikutip banyak orang: Good artists copy, great artists steal.
Selain sebagai pelukis, Picasso  membantu menciptakan kolase--karya seni yang dibuat dari beragam materi-- yang pertama. Dia juga salah satu pelopor gerakan Kubisme. Dia juga memberi pengaruh pada penciptaan patung.
Picasso dikenal sebagai pelukis yang hebat dan sukses. Namun sejumlah kesuksesannya 'dicuri' dari pelukis lain. Sebagai contoh, dia menggunakan adegan dari Las  Meninas, lukisan abad 17 karya Diego Velazquez untuk menciptakan 44 lukisan baru yang semuanya terinspirasi dari adegan itu.
Lukisan Las Meninas karya Velazquez memperlihatkan adegan tokoh sentral Margaret Theresa, gadis berusia lima tahun puteri kesayangan Raja Philip IV, yang dikelilingi para pelayan, penjaga, dua orang cebol dan seekor anjing.
Pada lukisan yang dibuat Picasso dia tetap mencantumkan sosok Margaret Theresa sebagai figur utama, para pelayan, orang cebol bahkan anjing. Tapi apakah Picasso menjiplak? Tidak. Dia hanya 'mencuri' adegan itu, namun Picasso menambahkan sentuhan pribadi pribadi dan gaya sendiri, bagaimana penafsirannya pada adegan itu.
Dan itulah rahasia kesuksesan. Jika Anda ingin menjadi blogger dan penulis yang sukses, Anda harus belajar dan 'mencuri' resep kesuksesan mereka yang sudah berhasil.
Namun mencuri pada dunia blogging dan penulisan itu tidak mudah. Tidak ada yang namanya "harta karun ngeblog" yang menanti untuk dicuri. Karena itu, Anda harus tahu di mana mendapatkannya.
Ubah paradigma
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah paradigma membaca Anda. Jika selama ini Anda membaca hanya untuk kesenangan, ubahlah itu menjadi pembelajaran.
Amati dan pelajari konten yang dibaca. Lihat faktor apa yang membuat konten itu itu bagus. Pelajari bagaimana mereka membuat judul yang menggelitik dan memaksa Anda untuk tak punya pilihan lain selain mengklik, misalnya.
Pelajari kenapa judul itu bisa memikat Anda. Apa yang ditawarkan judul itu? Kata-kata apa yang digunakan?
Pelajari juga bagaimana mereka  menulis alinea pertama yang langsung membuat Anda merasa penasaran, bagaimana menata struktur tulisan, bagaimana membuat kalimat penutup yang membuat Anda tergetar, dan banyak lagi.
Tuliskan hal unik dan menarik yang Anda temukan. Setelah itu, coba praktekkan dalam tulisan.
Jadi, mencuri di sini hanya pada pola  dan metode penulisan, dan BUKAN mencuri mentah-mentah alias copy paste sebuah tulisan dan kemudian diakui sebagai karya sendiri. Mengambil mentah-mentah tulisan orang lain itu disebut plagiat, dan itu harus Anda hindari jika ingin serius menjadi penulis, atau writerpreneur.
Belajar dari tulisan jelek
Selain belajar dan mencuri dari tulisan bagus, Anda juga bisa belajar dari tulisan yang jelek.
Tulisan yang jelek seperti apa? Jika Anda menjumpai sebuah tulisan dan setelah membaca dua alinea pertama Anda langsung memutuskan untuk pindah ke tulisan lain, bisa jadi itu tulisan jelek. Atau ketika baru saja membaca, Anda memutuskan segera pindah ke halaman komentar untuk komen basa-basi hanya karena si penulis itu teman, bisa jadi itu tulisan jelek. Atau setelah dengan susah payah membaca sebuah tulisan, Anda justru mengerutkan kening sambil berpikir, "ini orang lagi ngomongin apaan sih?", bisa jadi itu tulisan jelek.
Pada tulisan seperti itu, amati bagaimana struktur kalimatnya. Apakah alineanya terlalu panjang dan mengulang-ulang? Apakah tulisannya bertele-tele? Apakah tulisannya tidak fokus, di alinea pertama dia ngomong tentang kucing namun di alinea penutup dia bicara tentang jeruk?
Amati hal-hal yang membuat Anda tidak betah, tuliskan poin-poin itu pada sehelai kertas dan tempelkan di dinding tempat Anda mengetik, untuk dijadikan pengingat supaya Anda tidak melakukan hal yang sama.
Jadi, yang perlu Anda lakukan adalah, pelajari dan amati tulisan yang bagus dan "curi" apa saja formula yang membuat tulisan itu bagus.
Juga, amati tulisan yang membuat Anda tidak betah membaca, lihat poin apa saja yang membuat tulisan itu menjadi tidak menarik, dan jadikan itu sebagai pengingat supaya Anda tidak melakukan hal yang sama.
Temukan gaya Anda
Masing-masing penulis punya gaya tersendiri, terutama ketika menulis. Pengarang Po Bronson bisa menulis dengan enak ketika melakukannya di kamar kecil. Novelis terkenal Hemingway terkadang suka menulis sambil berdiri. Penulis Vikram Seth suka bolak-balik Amerika-India supaya  terkena jet leg. Karena saat mengalami disorientasi karena jet leg, justru kreativitasnya meningkat. Penulis Seth Godin suka mendengarkan lagu jazz ketika sedang menulis, dan banyak lagi.
Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda biasa terinspirasi jika berada di kamar kecil? Jika iya, Anda perlu melakukan penyesuaian, seperti menyiapkan perangkat tulis di kamar mandi jika memungkinkan, misalnya.
Saya pernah meniru teknik Seth Godin, yakni mendengar lagu ketika menulis. Karena tak punya koleksi lagu jazz dan tak suka dangdut (saya hanya suka menonton, itupun jika penyanyinya cewek yang bergoyang seksi, hehehe), saya mencoba mendengar Kla, band favorit saya sejak remaja. Namun mendengar lagu Kla yang romantis membuat saya mengantuk. Saya kemudian mencoba lagu rock. Dan berhasil.
Jadi jika saya ingin menulis, terutama di pagi hari ketika masih mengantuk, raungan Metallica, Deep Purple, Guns n Roses atau Bon Jovi bisa membuat saya bersemangat. Tentu, supaya tidak membuat heboh seisi rumah dan tetangga, saya menggunakan earphone.
Jadi jika kreativitas menulis Anda muncul jika mendengar lagu, cobalah memutar lagu ketika sedang mengetik. Jika Anda hanya bisa menulis ketika situasi sedang sepi, menulislah ketika sedang sepi. Jika bisa menulis lancar jika ditemani kopi pahit, mengetiklah sambil minum kopi (tentu dengan kehati-hatian tingkat tinggi supaya laptop tidak ikutan minum kopi. Bisa gawat jika kopinya tumpah).
Apakah Anda suka menulis setiap hari atau hanya bisa di akhir pekan? Apakah Anda akan lebih kreatif jika menulis spontan, sekalipun harus melalui ribuan kali editing? Itu juga tak masalah.
Anda bisa mengamati bagaimana penulis, blogger dan pengarang lain menemukan gaya yang sesuai. Anda bisa mencuri gaya mereka untuk diaplikasikan. Anda juga bisa memodifikasi dan menyesuaikan dengan gaya Anda. Apapun yang Anda pilih, itu tidak menjadi masalah, sepanjang hal itu bisa membuat Anda lebih kreatif.
Anda bisa dan harus mencuri gaya dan ide penulis lain. Namun, sekali lagi, jangan pernah mencuri mentah-mentah hasil tulisan orang lain dan mengaku-ngaku sebagai karya Anda.
Jika itu yang Anda lakukan, mencuri karya tulisan orang lain dan mengklaim sebagai milik sendiri, Anda melakukan pelanggaran yang sangat berat. Dan Anda tak akan pernah menjadi blogger,pebisnis digital dan writerpreneurjika mencuri hasil tulisan orang lain!! Â
Jadi, sudah siapkah Anda menjadi pencuri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H