Mohon tunggu...
Ninik Hardianti
Ninik Hardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Muslim di Tanah Air

17 Desember 2023   09:29 Diperbarui: 17 Desember 2023   09:29 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kepada tanah air tercinta yang ditapaki oleh banyaknya kaki-kaki muslim dan hijabi. Kepada para guru-guru kami, asatidz yang letihnya adalah untuk menuntun kami keluar daripada kebodohan. Kepada jiwa-jiwa yang bersemangat menuntut ilmu walau masih tertatih-tatih untuk keluar dari lautan dosa. Kepada penulis bait ini yang terbalut gelapnya munafikan. Semoga Allah SWT meridhai kita semua, yang kasihnya melebihi luas semesta ini, yang dengan kasihnya itu Dia mendatangkan kepada kami Penuntun Yang Agung, Rasulullah Muhammad Saw. Semoga terlimpah shalawat dan salam serta doa untuknya dan seluruh keluarga serta sahabatnya.

Bisingnya hentak kaki tak mampu menembus sunyinya batin mereka yang terlampau buta. Pundak-pundak mereka memikul beban yang harus ter-implementasikan menjadi sebenar-benar khalifah di muka bumi. Islam rahmatan lil'alamin, begitulah cantiknya ajaran yang turun dari Sang Pemilik Hati. Diagungkan oleh para pecinta rumah abadi, dibenci oleh para budak duniawi.

Islam yang saya temukan adalah ajaran yang begitu hebat dan indah, sempurna dan paripurna, datang dari pencipta alam semesta yang tak mungkin dibuat oleh keterbatasan akal manusia. Mengutip dari kajian Ustadz Felix Siauw, pada faktanya saat ini kaum muslim di mana-mana terpuruk, terjajah, sangat mudah diprovokasi, memiliki mental lemah, punya skill individu yang tidak baik dan tidak bisa dipercaya. Ada apa dengan para muslim yang padahal memiliki ajaran paling baik dari semua yang terbaik.

Jangan dulu membicarakan keadaan di muka bumi pada masa kini. Tanah air tercinta juga punya kisah unik untuk dikulik, tentang bagaimana keadaan negeri yang ditinggali oleh mayoritas muslim ini. Pertama-tama melihat dari keadaan alam di Indonesia. Seperti yang disampaikan Ustadz Weemar Aditya dan Ustadz Hawariyyun dalam podcast nge-fast mereka berikut ini.

Indonesia adalah negara dengan hujan tropis terbesar, dijuluki sebagai paru-paru dunia, 400 jenis kayu termahal tumbuh di Indonesia, punya 14% pesisir pantai dunia. Jika 5% saja hutan Indonesia ditebang maka akan menghasilkan 2000 triliun dan uang sebesar itu mampu untuk menghidupi seluruh masyarakat Indonesia selama bertahun-tahun. Belum lagi membicarakan emas, 800 juta ton emas dihasilkan di Papua, jika dinilai bisa menjapai 800 juta triliun. Indonesia juga punya minyak bumi, batu bara, nikel dan tambang terbesar. Sayangnya gunung esbek dan tambang gresbek dieksplorasi dan dikuasai oleh freefort. Dan ada satu lagi bukit wesbek yang belum disentuh tapi didiamkan oleh Indonesia.

Dengan keadaan alam yang menghasilkan kekayaan yang luar biasa seperti ini, tidak mungkin Indonesia menerapkan pajak yang sangat mencekik. Tidak mungkin ada kemiskinan dan tidak mungkin yang sakit tidak terobati. Hal miris lainnya, tercatat 2,5 juta perempuan di Indonesia melakukan aborsi setiap tahunnya. Misalnya, satu podium gedung Gelora Bung Karno membutuhkan 100.000 orang untuk terisi penuh, berarti ada sekitar 25 podium untuk 2,5 juta bayi yang digugurkan setiap tahunnya. Tahun 2008, 21% siswi Indonesia melakukan aborsi. Setiap detik 28.000 orang di Indonesia membuka situs porno dan separuhnya adalah pelajar. Sekitar 100 juta penduduk Indonesia atau 50% nya miskin.

Yang paling menyedihkan adalah mayoritas penduduk Indonesia atau 86,7% dari total penduduk Indonesia adalah muslim. Sangat malu sekali ketika menemukan siapapun yang ingin mengenal Islam, mereka akan melihat Indonesia karena merupakan negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim.

Sekarang jika melihat pemimpin-pemimpin di Indonesia, sangat tidak memiliki cerminan layaknya pemimpin yang patut dicontoh. Dana haji disikat, sapi qurban diembat, korupsi terus berjalan tanpa adanya hukum yang pantas untuk mereka. Debat dan pertemuan tak penting selalu dilakukan, yang katanya ingin mendengar suara rakyat malah mematikan mikrofon. Empat orang terkaya di Indonesia yang kekayaan mereka mampu menghidupi 100 juta penduduk, sedangkan banyak sekali penduduk yang miskin, kekayaannya sangat tidak merata.

Bagaimana bisa agama yang katanya berasal dari Allah SWT, kuntum khairu ummah atau umat yang paling baik memiliki penampakan seperti ini? Apakah yang salah Islamnya? Tentuk tidak sama sekali.

Lalu apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut? Ubahlah diri sendiri pertama-tama. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT dalam surah Al-A'raf Ayat 96 berikut ini.

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Apakah kita membutuhkan sistem terbaik? Pemimpin hebat yang mengatasi permasalahan? Atau seorang hero yang mengubah wajah dunia? Tidak, kita hanya perlu menjalani aturan Islam dengan serius. Dan untuk menjadi umat terbaik, kita perlu menyeru kepada yang ma'ruf, mencegah kepada yang munkar dan beriman kepada Allah SWT. Because if you are not part of solution, then you a part of problem.

Lalu merujuk bagaimana kehidupan bermula dan dibangun oleh manusia. Segala sesuatu pada mulanya di bentuk dari informasi yang kemudian menjadi sebuah pemikiran. Untuk beriman kepada Allah adalah sesederhana berpikir, bukan dengan hanya menunggu hidayah, hidayah datang bukan harus menunggu kecelakaan atau mendapat mimpi terlebih dahulu. Karena dengan berpikir dengan jelas dan benar, kita akan menemukan bahwasanya Allah SWT adalah Tuhan satu-satunya yang menurunkan Al-Qur'an lewat Nabi Muhammad Saw sebagai ajaran Islam untuk umat Muslim. Jadi jangan pernah menunggu hidayah, jemputlah hidayah, karena sejatinya Allah memberikan rasa penasaran untuk mengetahui kebenaran kepada setiap manusia.

Dalam sejarah, ada tiga potensi yang membangun kehidupan. Yakni Islam, Sosialis dan Kapitalis. Islam datang dari Allah SWT yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw 1400 tahun yang lalu. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, muamalah, ibadah dan hal-hal lainnya. Konsep politik diatur sedemikian rupa, yang korupsi selain dipenjara juga harus dipotong tangannya. Yang berzina perlu dicambuk dan dirajam. Nyawa dibalas lagi dengan nyawa. Hal sesederhana makan, minum, cara tidur dan masuk toilet pun diatur. Semuanya sempurna dan tidak ada yang terlewat. Karena sejatinya kita tinggal di bumi milik Allah, maka kita harus bersedia mengikuti aturan yang berasal dari-Nya.

Maka dari itu Rasulullah Saw sukses membawakan Islam, Rasulullah Muhammad Saw yang pada saat itu tinggal di negara paling terbelakang pada masanya yaitu di Jazirah Arab, hanya selama beberapa puluh tahun mampu meruntuhkan dua peradaban raksasa yang sangat besar, yakni imperium Persia dan imperium Romawi. Hingga Michael H Hart dalam buku yang ditulisnya menempatkan Rasulullah di posisi pertama dari 100 orang paling berpengaruh di dunia, bukan tanpa alasan, ajaran menyeluruh yang dibawa oleh Rasulullah mampu mengubah tatanan dunia.

Kemudian kapitalis menggunakan konsep sekuler, konsep ini memisahkan agama dari kehidupan. Di mana penganut konsep ini tidak ingin mencampuri urusan agama dan urusan dunia. Teori ini muncul 1500 tahun-an yang lalu dan semakin berkembang ketika Adam Smith menyampaikan dan mengajarkan teori ini dengan lebih mendalam. Kapitalis, yakni kelompok kecil yang mengendalikan kelompok besar, 20% orang menguasai 80% kekayaan dan 80% orang memperebutkan sisanya. Artinya orang-orang berlomba-lomba memenangkan kekayaan dan siapa yang lemah akan tergilas tanpa dipedulikan. Kapitalisme biasanya memperbolehkan manusia untuk memiliki kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi, barang dan jasa. Bukan dimiliki oleh pemerintah, namun tetap pemerintah dan petinggi-petinggi yang mengendalikan seluruh ekonomi.

Sosialis menggunakan konsep komunis, yaitu kekayaan ada di tangan pemerintah sepenuhnya. Semua penduduknya harus merata, jika miskin harus miskin semua dan jika kaya harus kaya semua. Misalnya negara yang menganut konsep ini adalah Chinna, kekayaan terbesar bagi mereka adalah barang bergerak seperti kendaraan. Karena tanahnya dibagi rata perorangan dan masih milik negara. Namun tentu saja konsep ini tidak sepenuhnya benar karena pada akhirnya mereka akan kewalahan. Contohnya saat ini banyak dari mereka yang menjajah secara sembunyi-sembunyi ke berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Bukan Islamnya yang salah, tapi aturannya yang tidak diterapkan. Bahkan umat muslim saat ini jauh sekali dari aturan syariat. Maka mulai dari sekarang sepatutnya umat muslim harus bersatu membangun kembali ajaran Islam, bukan hanya ibadah sendiri-sendiri. Hal itu bisa jadi solusi untuk kembali memakmurkan negeri, sayangnya pada kenyataan sekarang rumit sekali untuk mempersatukan umat muslim.

Berkaca pada dari diri saya sendiri yang masih berusaha keluar dari kebodohan dan memiliki banyak kekurangan. Banyak sekali keinginan dan cita-cita yang terkubur karena tidak bersungguh-sungguh dalam berusaha untuk mendapatkannya. Dalam belajar misalnya, seringkali saya mengeluh hanya karena tak langsung dapat memahami materi yang disampaikan dosen. Seringkali pula menyia-nyiakan waktu yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan banyak hal yang bermanfaat.

Seringkali kita meributkan hal-hal yang tidak berguna. Yang malah akan menghambat perkembangan diri, bagaimana bisa memimpikan kebangkitan umat Islam kalau mengurus dari diri sendiri saja tidak mampu. Kita terkadang  selalu ribet menjadi menusia, sering meributkan hal-hal yang tidak berguna.

"Aku tuh gak bisa keluar kalau bajunya kaya gini,"

"Aku tuh gak bisa tidur kalau lampunya begini,"

"Aku tuh gak bisa makan kalau lauknya gak sama ini,"

"Aku tuh gak bisa kalau gak ditemenin..."

"Aku tuh... Aku tuh..."

Membentuk kemandirian saja sulit, hal-hal yang diluar kendali kita saja masih stress dipikirin, seperti insecure karena fisik yang jelas kita tak dapat merubahnya selain merawatnya dengan baik. Pusing memikirkan cinta yang padahal jodoh sudah diatur. Tidak bersyukur lahir dari keluarga yang tidak sesuai dengan yang diinginkan dan banyak lagi. Tapi hal-hal yang bisa kita kendalikan malah berceceran tak teratur, makan semaunya tanpa memedulikan baik atau buruknya untuk tubuh, main sesukanya, membeli barang mengikuti hawa nafsu bukan berdasarkan kebutuhan dan masih banyak lagi.

Umat Islam seharusnya unggul, dan untuk memulainya harus dari diri sendiri terlebih dahulu. Kalau Allah SWT sudah memerintah, maka jijik, malas, sebal, takut atau gak suka bukan lagi pilihan. Perasaan bukan lagi acuan, kenyamanan bukan lagi alasan. Maka dari itu marilah bersama-sama memperbaiki diri masing-masing agar kita sebagai warga negara Indonesia yang menjadi cermin bagi Islam tidak lagi dipandang buruk oleh dunia.

              

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun