Mohon tunggu...
Wahyu Putri P
Wahyu Putri P Mohon Tunggu... -

Mahasisa Kimia Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Potensi Angin yang Berhembus

21 Agustus 2017   15:14 Diperbarui: 25 Agustus 2017   13:37 2505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik dan tidak dapat habis. Oleh karena itu energi angin merupakan energi alternatif yang memiliki prospek baik untuk memenuhi kekurangan energi listrik. Pada dasarnya angin terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara panas dan dingin. Di daerah Khatulistiwa yang panas, udaranya menjadi panas, mengembang dan menjadi ringan, menaik ke atas dan bergerak 30o hingga 60o ke daerah yang lebih dingin misalnya daerah Kutub. 

Sebaliknya di daerah Kutub yang dingin, udaranya menjadi dingin dan turun ke bawah dengan demikian terjadi suatu perputaran udara berupa perpindahan udara dari Kutub Utara ke Garis Khatulistiwa menyusuri permukaan bumi sekitar 30o hingga 60o dan sebaliknya suatu perpindahan udara dari Garis Khatulistiwa kembali ke Kutub Utara, melalui lapisan udara yang lebih tinggi. Potensi angin dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan kecepatannya yaitu :

1. Kelompok I : Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 1 - 2,5 m/s, daya yang dihasilkan antara 0-200 kWh/m2 setahun. Kondisi angin tersebut kurang baik untuk digunakan.

2. Kelompok II : Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 2,5 -- 4 m/s, daya yang dihasilkan antara 201 -- 1000 kWh/m2 setahun. Kondisi ini cukup baik sebagai penggerak sistem konversi energi listrik skala kecil dan untuk keperluan pemompaan.

3. Kelompok III: Lokasi dengan kecepatan angin rata-rata 4,5--12 m/s, daya yang dihasilkan lebih dari 1000 kWh/m2 setahun. Kondisi ini amat memadai untuk dikembangkan kemanfaatannya baik untuk pembangkit skala kecil maupun besar.

Berdasarkan data GWEC (Global Wind Energy Council) pada tahun 2013, negara yang mempunyai kapasitas total generator tenaga angin terbesar adalah China dengan potensi 91.412 Megawatt. Amerika Serikat dan Jerman di urutan kedua dan ketiga dengan kapasitas terpasang masing-masing 61.091 Megawatt dan 34.250 Megawatt. Dari data GWEC juga terlihat bahwa pertumbuhan pembangunan generator tenaga angin pada 2013 sebesar 12,5%, dengan kapasitas global mencapai sekitar 318.137 Megawatt.

PLTB sangat sesuai didirikan pada negara kepulauan seperti di Indonesia. PLTB dapat dibangun di daerah-daerah yang tidak terjangkau listrik karena jauh dari pusat pembangkit, sehingga rasio elektrifikasi nasional mampu meningkat. Penerapannya dapat berbentuk turbin angin yang tidak terhubung ke grid(stand alone)maupun kumpulan turbin angin yang terhubung dengan grid (wind farm). Keberadaan dan kelangsungan suatu PLTB ditentukan oleh pemilihan lokasi (siting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu.

Hingga saat ini, implementasi penggunaan Energi Angin di Indonesia masih sedikit dengan kapasitas 1,6 Megawatt. Generator energi angin terbesar di Indonesia berada di Nusa Penida Bali dengan kapasitas energi total 735 Kilowatt. Kemudian disusul dengan PLTB di Sangihe Sulawesi Utara dan di Selayar Sulawesi Selatan dengan kapasitas energi masing-masing sebesar 540 Kilowatt. Beberapa proyek PLTB sedang dikembangkan di beberapa daerah seperti Bantul, Sukabumi, Lebak, Jeneponto, dan Oelbubuk NTT. Menurut LAPAN, terdapat 166 lokasi yang potensial untuk dijadikan PLTB. Lokasi yang banyak memiliki potensi energi angin adalah Nusa Tenggara Timur dengan potensi 54 lokasi. Kemudian pulau Jawa berpontensi 37 lokasi.

Sistem PLTB terdiri dari beberapa komponen meliputi :

  • Turbin Angin

Bagian ini merupakan komponen utama untuk mendapatkan semaksimal mungkin hembusan angin. Bagian ini merupakan bagian paling sulit dibangun karena membutuhkan eksperimen terus menerus sehingga didapatkan kesesuaian antara kekuatan hembusan angin, ukuran baling-baling dan kemampuan generator.

  • Kontroller

Bagian ini berfungsi mengubah arus listrik AC menjadi arus listrik DC (jika menggunakan generator AC) dan mengontrol pengisian arus listrik ke dalam battery agar tidak merusak battery karena pengisisan aki yang berlebihan (over charging). Selain itu di dalam unit pengotrol juga ada sistem proteksi untuk mengamankan turbin angin jika turbin angin terjadi gangguan, cara kerja proteksinya yaitu jika terjadi masalah pada salah satu peralatan turbin, maka signal dari proteksi akan bekerja dan langsung mengerem rotor tersebut.

  • Baterai

Bagian ini akan menyimpan arus listrik yang dihasilkan generator listrik agar bisa digunakan setiap saat. Jenis aki yang digunakan sebaiknya jenis Deep Cycle Battery.

  • Inverter

Inventer merupakan salah satu bagian dari pembangkit listrik, salah satu nya pembangkit listrik tenaga angin, inveter terdiri dari Grid Connected, Off Grid Connected, dan Grid Connected System with Battery Backup, Grid connected yaitu mengubah tegangan dari DC menjadi AC secara langsung, sedangkan Off Grid Connected, yaitu sama seperti Grid Connected, akan tetapi tidak secara langsung, karena tegangan DC -- nya disalurkan terlebih dahulu ke baterai, lalu kemudian melalui inveter untuk diubah menjadi tegangan AC, 

dan terakhir Grid Connected System with Battery Backup yaitu merupakan gabungan dari Grid connecteddan Off grid connected. Salah satu contohnya yaitu mengubah tegangan listrik DC 12V dari aki menjadi tegangan listrik AC 220V / 110V untuk perlatan rumah tangga yang bekerja pada tegangan 220V / 110V.

Meskipun PLTB ini merupakan energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui namun sistem PLTB ini masih memiliki beberapa kelemahan. Kerugian pertama dari PLTB adalah polusi suara. Pergerakan turbin dapat menghasilkan suara bising yang dapat mengganggu. Selain itu, biaya instalasi tenaga angin yang masih relatif tinggi merupakan kelemahan lain dari energi angin. Secara kasar, dibutuhkan sekitar 10 tahun untuk mengembalikan biaya instalasi energi angin. Kemudian putaran dari turbin juga dapat membahayakan burung-burung yang bertebangan. Maka dari itu, diperlukan survey dan analisa yang tepat agar pembangunan PLTB dapat beroperasi secara baik dan tidak menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun