Bulan berikutnya dipepet lagi saya, beli celana dan sabuk. Lalu gone, uang saya musnah. Bulan berikutnya, samapai 5 bulan kalau tidak salah. Kami ke armani, ferogamo, dan jas ke hugo boss.
Karena gajih saya habis saya harus gerak mendapatkan ekstra income, yaitu dengan komisi. Jadi di sela kerjaan rutin di divisi treasury nyambi juga dengan jualan deposito. Divisi ini memberikan komisi yang lumayan, 025% dari setoran. Keluar di bulan ke 2 setelah buka rekening deposito.
Apa yang terjadi 6 bulan setelah saya kerja. Orang kalau lihat saya yang gayanya seperti manajer madya sebuah bank asing. "A man with very sharplooks with shining shoes", duh belagu deh pokoknya. Bayangin aja, single,dan ‘looks success'. Sekali lagi saya ulangi menulisnya. "Looks success". Hanya tampangnya doang yang sukses. Kitanya mah kantongnya masih tipis. Dompet hanya buat ganjel pantat doang. Biar empukan dikit kalau duduk di bangku keras.
Tapi mungkin ini juga yang membuat saya ada kemudahan mendapatkan klien deposito tadi ya. Habis yang dateng klimis kinyis-kinyis gitu, hahaha. Atau lain lagi, yang buka rekening deposito kasihan sama saya yang sudah susah susah bergaya sukses, berdrama sukses di depan dia dan dia hargai lah drama saya. Ini anak sebenernya tong kosong, gayanya doang terlihat sukses. Ya udah kasihan, masuk sedikit deh buka deposito sama dia. Paling begitu perasaan mereka ya.
Jadi “moral lesson” yang saya mau lanjutkan ceritanya adalah, saya tetap“looks success” bergaya sukses di tahun 2000 an di kala “shit happen” dalam kehidupan saya. Kemana-mana selalu rapih datang ke kantor teman. Bawa teman yang punya mobil mewah sebagai gandengan ketika menuju suatu tempat. Saya biasa membawa teman saya yang kecil si kancil yang saya tulis di awal.
Dia tahu niat saya. Jadi ketika “mencari” proyek dengan bertandang kebanyak tempat saya terlihat meyakinkan (dengan bawa dia dan mobil kerennya). Sulit loh berlagak sukses di kala tekanan bertubi-tubi. Dan saya belajar banyak dari peristiwa tersebut. Banyak belajar untuk tetap “grace under preasure” karena sekali kita gentar orang di hadapan kita terasa.
Urusan ini, saya belajar dari teman saya si kancil itu. Dia mahir sekali memerankan hal ini. dia gigih, dia sabar, dia pendengar yang baik, dia lucu,dia santun. walaupun dulu di terlihat kerempeng, katrok, (yang samapi sekarang juga begitu) tapi vibrasi yang diberikan nya, positif banget. karena itu dia sukses benaran. Dalam proses saya, dia mentori saya terus di setiap “porspecting”. Yang ternyata berbuah dengan baik.
Pelajarannya yang saya dapat adalah, mata kita, wajah kita, kata-kata kitatidak boleh ada keluhan, tidak boleh ada getaran minus. Pertahankan getaran semangat, pertahankan getaran polos, netral, dan beri kesan anda adalah solusi. Enggak gampang, tidak nyaman, namun drama tersebut harus di mainkan. Peran tersebut harus dengan sepenuh hati di jalankan.
Looks success itu membawa sukses... dan success Its a part of a life. # may peace be upon us
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H