Ok, orang yang membeli produk kita baik jasa ataupun barang. Saya menjelaskan singkat
Jadi kalau mereka tidak membeli produk anda mereka bukan pelanggan anda? Dia bertanya
Iya bukan, kata saya.. Mereka hanya merupakan “market” saja, hanya merupakan “potensi pasar”.
Nah ini yang saya maksud bahwa konsep bisnis yang ada sekarang ini tidak dikenal oleh mereka yang makan sekolah dulu. Jadi kalu mereka MBA sarjana S2 lulusan 2005 kebawah, nggak kenal konsep bisnis ini. Jadi jangan mentang-mentang S2, sarjana magister, doctor orang menyatakan dia pintar bisnis, dia pintar ekonomi. Belum tentu. Model bisnis yang ada di anak muda sekarang generasi Y atau generasi millennium. Ngak di kenal oleh genarasi atas secara baik. Karena mereka bukan pelaku. Mereka pemerhati.
Bahkan ada motivator nasional menyatakan gamer itu dunia tidak produktif dan ujud kemalasan…hahaha, dia belum tahu kita bisa dapat duit besar dari bermain bisnis online atau menciptakan bisnis sejenis yang terus bermutasi.
Dia belum tahu ketika di eropa “milk” susu sapi turun bisnisnya tiap tahun, bahkan hingga 40% dibanding beberapa tahun lalu karena kurang peminat minum susu bagi anak-anak. Maka diciptakan game on line “got milk”, “get the glass” untuk anak-anak di Eropa. Yang ternyata dalam 2 tahun mengembalikan bisnis minum “milk” ke track normal dan naik terus trendnya.
Hanya dari games! Apa nggak umum konsep bisnis tersebut?!
Saya kali ini diam saja karena setuju logikanya.
Dia melanjutkan, belum lagi konsep yang namanya pelanggan atau customer. Itu tidak ada unsur “beli” sebagai engagement-nya, sebagai pengikatnya tak harus beli. Google punya 2,5 milyar user yang tidak menuntut mereka membeli, berlangganan atau apapun. 2,5 milyar itu “pasarnya” kita. Bukan saja hal google. Pakai saja sarana google itu. Kita semua bisa terkoneksi dan bisa menjadikan pasar juga.
Ini konsep bisnis baru dimana google sebagai pioneernya yang di ikuti jutaan aplikasi lainnya. Dimana keterikatan bisnisnya tidak ada. Dimana mereka bisa setiap saat keluar, exit dan tidak tersambung dengan anda ( sebagai pebisnis). Kita bisa setiap saat keluar tidak join gojek, gabung grab bike, atau pindah ke uber.
Di mana Mas misalnya sebagai pemilik Gojek, atau uber akan berusaha membuat mereka (para customer) kembali menggunakan jasa mas dengan strategi yang baru lagi agar mereka mau terus terkonek. Intinya engagement!