Sidang isbat para ulama telah menetapkan bahwa 1 Ramadhan jatuh pada 6 Mei 2019. Berarti hari ini kita wajib berpuasa selama 30 hari menjalankan rukum islam ketiga. Bulan ini penuh berkah dengan segala amalan-amalan yang penuh dengan pahala.
Entah mengapa, harapanku di Ramadhan 2019 ini ingin menjadi manusia seutuhnya. Menjadi manusia yang mampu mematikan rasa kebinatangan. Rasa serakah dan tidak mau mengalah dalam diriku. Aku ingin mengotimalkan Sifat-sifat lahiriyah manusia dalam diriku, yakni berbudi pekerti, hatinya dipenuhi dengan nilai kebaikan tanpa pamrih.
Aku jadi teringat sebuah pepatah, "Man Arafa Nasahu, Faqad Arafa Rabbuhu", yang artinya siapa yang mengetahui akan dirinya, dia akan mengetahui Tuhannya. Kalimat itu saya maknai bahwasannya Allah mencerminkan sifat-sifat ketuhanan dalam diri manusia, yakni sifat-sfat yang penuh kebaikan.
Saya ingin bercerita bahwa setahun belakangan ini banyak hal terjadi di sekeliling kita. Misalnya saja suhu politik yang panas membuat hati kita ikutan panas. Ketika kita membuka sosial media, banyak foto, video dan cuitan-cuitan beredar di linimasa yang mungkin menyulut emosi kita.
Peristiwa politik yang terjadi membuat kita saling menghina, mencaci dan menyalahkan. Kita perang komentar  dan saling mengeklaim bahwa diri kita yang paling benar sementara orang lain salah.
Misalnya saja, diantara kita pernah berdebat soal pilihan calon presiden. Kita adu mulut hingga umpatan-umpatan segala jenis binatang terlontar . Kita meyakini kita paling benar, kita paling pintar dan kita nggak mau dianggap kalah dan salah. Hingga kita saling memutuskan tali silaturahmi.
Mungkin di antara kita sudah tak ingin saling sapa, tak ingin berbincang, melempar senyum dan tawa gara-gara hal-hal yang bersifat duniawi.
Saya jadi teringat Ayat Alqur'an QS. Asy Syuraa : 20 yang artinya:
"Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat". (QS. Asy Syuraa : 20).