Mohon tunggu...
WongNdeso
WongNdeso Mohon Tunggu... Guru - ASN di PEMKO Medan, Penulis

#WongNdeso adalah nama pena dari Eko Imam Suryanto. Lahir di Bojonegoro, besar di Malang. Menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Jember. Sejak tahun 2005 sudah aktif menulis di berbagai media cetak dan media online. Beberapa karya yang dihasilkan : Penghapus Mendung (kumpulan cerita motivasi, terbit tahun 2010), Antologi Anakku, Sungguha Aku Mencintaimu tanpa tapi (2021), Antologi Bencana bukan hanya tentang tangisan (2022). Aktif menulis di media Gurusiana.Com dan Majalah Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anakku, Jadilah Tongkat Keluarga!

23 Juni 2022   15:00 Diperbarui: 23 Juni 2022   15:03 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sore setelah pulang dari kerja, ibukku cerita pada bapak :' Iku Eko sesuk ra gelem sekolah, didukani Ibu Guru!'9 " Nopo didukani Bu, opo tukaran ambek kancane?".10 "Ora pak. Ora nggawe sepatu!"11. Kontan saat itu, Bapakku sangat sedih. " Jaman saiki, koq wong ra nduwe sekolah dibedak bedak ke. Koyok seng oleh sekolah mung anak anak wong sugih! Tapi ben ne Bu Eko kudu tetap Sekolah nang SD Komplek. Aku pengen Eko iso ngangkat drajad e keluarga!'12

Akhirnya karena desakan Bapak, aku tetap sekolah di SD Komplek AURI itu. Dan tetap dengan berbagai ejekan, cacian dan hinaan yang kualami. Dengan kekuatan sholat, doa dan nasehat Yai Dulmanaf guru ngajiku, tiga tahun pertama (sampai kelas tiga) bisa kulewati.

Menjelang kenaikan kelas tiga ke kelas empat, kami didatangi oleh adek ibu yang biasa kami panggil Lek Tisno. Kebetulan Paklekku ini menurut cerita dari Ibu baru lulus dari Pendidikan BINTARA POLRI. Karena sudah lama tidak bertemu Ibu, dia menyempatkan diri mengunjungi kelurga kami.

Pada suatu kesempatan berbincang bincang dengan kami, para ponakannya Lek Tis menanyakan tentang sekolah kami :

" Wes sekolah kelas piro Ko?"13. "Arep munggah kelas papat Lek!"14, jawabku. " La si Anang adekmu?"15. "Arep munggah kelas loro Lek!'16, jawabku kembali. " Wes nek mengko iso munggah kelas paklek tumbaske buku yo!'17. Aku menjawab : " Ojok lek. Aku penngen tumbas sepatu!"18 Paklek ku menjawab : " Yo wes, tapi janji kudu Juara Kelas, nek mung munggah kelas, paklek numbaske buku!"19. Mendengar jawaban itu, aku agak kecewa. Tetapi aku menjadi semangat untuk belajar untuk bisa memakai sepatu di sekolah.

Waktu kenaikan kelas datang. Dan saat itu para orangtua diundang ke sekolah untuk menerima Raport anak anaknya. Walaupun Bapak pergi dan datang berjalan kaki dengan pakaian seadanya, dan aku tetap dengan memakai sandal Jepit kami berdua tetap percaya diri datang ke sekolah. Saat itu Fokus Bapak dan aku mencari ilmu. Persis seperti yang dipesankan Guru Ngajiku : ' Golek ilmu iku pancen angel. Yo kudu wani soro, prihatin, tirakat. Nek awakmu kuat ilmu iku dadi Berkah!"20. Itulah yang menjadi penyemangatku juga penyemangat bapak.

Tiba giliran diumumkan para siswa yang menduduki ranking 1 sd 5 di Kelas. Saat itu Bapak Heryanto selaku Wali Kelas III membacakannya di depan kelas :

' Bapak Ibu sekalian setelah saya menyampaikan pesan Kepala Sekolah, yaitu Pak Machi Hadiseputro, selanjutnya saya akan membacakan urutan Ranking satu sampai Lima, dengan dimulai dari Ranking Lima dulu kemudian sampai Ranking Satu,

1. Untuk urutan Lima adalah Ananda Dyah Putri Utama,putri dari Bapak Serma Margono

2. Ranking Empat adalah Awang Pratama, putra dari Bapak Letda Supardjo

3. Ranking Tiga diraih oleh ananda Murti Prasongko, putra dari Bapak Kapten Sasongko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun