Mohon tunggu...
Abdullah Wong
Abdullah Wong Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rokok, Cinta , Benci dan Kamu

24 Agustus 2016   09:04 Diperbarui: 24 Agustus 2016   09:10 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(SADRA)  Apakah dia merokok?

(FAREL)   Tidak.

(SADRA)  Kenapa bapakmu tidak mati duluan kalau memang dia perokok aktif? Padahal kata kamu, rokok itu berbahaya dan menyebabkan kematian?

(FAREL)   Lho, kamu kok nyumpahin bapak aku mati?! Kurang ajar kamu!

(SADRA)  Aku tidak sedang nyumpahin bapak kamu segera mati. Justru aku sedang menjelaskan fakta bahwa bapakmu yang perokok berat itu, sehat-sehat saja.

(FAREL)   Lalu apa hubungan dengan teman saya yang kena kangker itu?

(SADRA)  Teman kamu itu, mati karena kangker. Bukan karena rokok. Di sini saya hanya sedang menjelaskan bahwa mati dan hidup itu bukan karena rokoknya. Tapi dari bagaimana memandang kehidupan ini.

(FAREL)   Kamu tidak usah berkhutbah. Aku tidak percaya kepada orang yang khutbah tapi dia sendiri masih melakukan kemubaziran. Salah satunya adalah merokok. Buat saya, ustad-ustad yang masih merokok adalah orang yang omong doang. Mereka menganjurkan kebaikan, tapi mereka masih saja melakukan kesia-siaan.

(SADRA)  Jadi merokok itu sia-sia?

(FAREL)   Ya jelas! Anak kecil saja tahu.

(SADRA)  Apa buktinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun