Mohon tunggu...
Pak Cilik
Pak Cilik Mohon Tunggu... Pegiat Teknologi Informasi -

berpikir, berbagi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Informasi yang Dicerna Google tentang Ahok

8 Oktober 2016   02:03 Diperbarui: 8 Oktober 2016   11:56 1433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi google. Ditangkap dari google

Baru-baru ini ada kehebohan, konon Google tidak netral di Pilkada DKI Jakarta. Sampai ada yang mau menyomasi Google segala. Karena kalau dicari di Google "sungai bersih karena Foke" ternyata muncul saran "Did you mean sungai bersih karena Ahok". Padahal Foke setidak-tidaknya terlibat pada perancangan sungai bersih.

Hasil google bila diinput
Hasil google bila diinput
Masalah ini akhirnya merembet ke mana-mana. Konon Google pun mengatakan "Pluto bersih karena Ahok". Ada pula yang menemukan "Papua bersih karena Ahok". Bahkan "Jatah makan saya bersih karena Ahok". Waduh.

Hasil google bila diinput
Hasil google bila diinput
Sebagai orang yang cukup lama berkecimpung di dunia IT, walaupun lebih banyak sebagai tukang kompor, saya hanya bisa senyum-senyum soal ini. Karena saya juga tidak bisa menjelaskan dengan baik dan benar, he he he. Saya hanya tahu kalau Google sudah sangat merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan kita. Buktinya kalau pompa air Anda rusak, ke mana pun Anda melangkah, Anda akan ditawari iklan pompa air. Di situs-situs iklan pompa air dari berbagai merek muncul. Kalau Anda berada di dekat toko pompa, ada SMS nawarin pompa. Bila Anda memikirkan bikini, hari itu juga semua situs akan kompak menyajikan iklan bikini baik yang masih kosong maupun isi. 

Google seolah mengerti sebelum diberi tahu. Kalau bahasa paranormal "weruh sadurunge winarah". Kesaktiannya tak kalah dengan Mbah Mijan, Ki Kusumo, Permadi dan bahkan Kanjeng Taat Pribadi. Google bisa mengerti banyak hal karena memang bisnis Google adalah mengumpulkan informasi. Dari segala macam sumber. Lalu mengantarkannya kepada yang butuh. Yang butuh itu bisa Anda sebagai pengunjung mesin pencari, sampai perusahaan yang menjual pompa air dan bikini.

Dari pengamatan saya, paling tidak Google akan mengumpulkan informasi dari hal-hal berikut:

  1. Crawling. Perayapan. Google secara periodik mengunjungi situs-situs di internet, merekam dan membangun catatan (index) tentang situs itu. Ini dilakukan secara otomatis, maka alatnya disebut sebagai robot. Robot Google biasa disebut Google Bot. Robot ini berupa software ya bukan robot fisik macam transformer.
  2. Google Analytics. Situs yang Anda kunjungi biasanya dipasangi software Google Analytics yang akan melaporkan aktivitas kunjungan Anda langsung ke server Google. Ini digunakan untuk merekam statistik pengunjung, oleh pemilik situs. Tapi data jelas lari ke Google dulu.
  3. Mesin pencari google.com itu sendiri. Setiap Anda mencari di google.com, google.co.id dll tentu Google dapat merekam aktivitas Anda.
  4. Media sosial. Aplikasi Google Chat misalkan, jelas dapat diingat oleh Google. Bukan tidak mungkin penyedia aplikasi chat tertentu bekerja sama dengan Google untuk merangkum data tentang Anda.
  5. Perangkat Android. Mengingat Android itu google banget, Google seperti menanam agen rahasia di saku Anda apabila Anda membawa Android. Terutama soal lokasi. Pergerakan Anda dapat direkam oleh Google dari perangkat GPS Anda.
  6. Jaringan internet. Saya tidak mendalami jaringan internet, namun saya rasa sistem seperti Google dapat memperoleh informasi aktivitas di jaringan internet. Misal, menghitung jumlah kunjungan ke suatu situs.
  7. Dan lain-lain.

Informasi ini adalah makanan yang ditelan oleh Google. Dari lautan informasi ini Google akan "mencerna" dengan berbagai cara. Misalkan, salah satu algoritma yang diperbincangkan adalah bagaimana Google menempatkan situs-situs pada halaman satu. Karena kalau situs ada di halaman satu, pengunjung banyak dan jualan laku. Berhubung Google dipengaruhi informasi dari luar, ada cara-cara untuk mendongkrak suatu situs supaya mendapat peringkat tinggi di Google. Ilmu ini sering disebut sebagai SEO (Search Engine Optimization).

Mengenai algoritma pemeringkatan di Google sudah banyak penjelasan beredar. Bahkan Google sendiri merilis panduan-panduan bagaimana membuat "Google senang". Akan tetapi yang tahu persis tentu ya programmernya sendiri terutama yang masih aktif. 

Orang-orang selalu berusaha menebak perilaku algoritma Google. Saya membayangkan programmer-nya ketawa sendirian ketika hasil codingan-nya dijadikan bahan tebakan. Entah karena canggihnya, atau karena ia sudah lupa persisnya algoritma itu, ditimpa pekerjaan baru yang menyita pikiran.

Yang jelas karena sudah diidentikan dengan "kecanggihan", apa pun yang muncul di Google selalu dianggap canggih. Saya hanya berspekulasi, bisa saja suatu fitur di Google sebetulnya tidak canggih-canggih amat ataupun masih rintisan (versi beta). Dalamnya Google siapa yang tahu.

Kembali ke soal pencarian "sungai bersih" tadi. Persoalan ini ada pada domain "koreksi ejaan" atau "koreksi kalimat". Di sini ada algoritma juga, yakni bagaimana Google menyarankan perbaikan suatu kalimat.

Google Translate

Koreksi ejaan ini dapat dilihat jelas pada "Google Translate", yang bisa diakses di translate.google.com. Dengan cara menerjemahkan dari Indonesia ke Indonesia.

Ilustrasi google bila diinput
Ilustrasi google bila diinput
Translasi dari "bersih karena foke" adalah "bersih karena ahok". Apa pun yang mendahului frasa ini akan diterjemahkan dengan "... bersih karena ahok". Misal, "sendal jepit bersih karena foke", akan diterjemahkan menjadi "sendal jepit bersih karena ahok".

Ilustrasi google untuk input sendal jepit. Ditangkap dari google
Ilustrasi google untuk input sendal jepit. Ditangkap dari google
Termasuk ketika pengguna mengetikkan "sungai bersih karena Foke", Google menganggap bahwa pembaca lebih baik mencari "sungai bersih karena Ahok". Letak koreksinya ada pada frasa "bersih karena foke". Ada yang menjelaskan hal ini dengan teori relevansi. Misal, pencarian "bersih karena ahok" lebih banyak hasilnya ketimbang "bersih karena foke".

Tapi saya juga menduga kata "foke", tidak dikenali sebagai kata-kata normal maka perlu disubstitusi dengan "ahok". Perlu diketahui kata "ahok" memiliki nilai tersendiri karena terdiri dari "ah" dan "ok". Kata-kata dari kamus. Apakah itu mempengaruhi pertimbangan Google? Bisa jadi. Bisa jadi ya atau tidak he he.

Terjemahan ini tidak berlaku bila kita ganti "Foke" dengan "Fauzi Bowo".

Ilustrasi google bila diinput
Ilustrasi google bila diinput
Dengan sendirinya Anda tidak akan mendapatkan sugesti "bersih karena Ahok" di mesin pencari Google bila Anda menggunakan frasa "bersih karena Fauzi Bowo". 

Perhatikan pula bahwa, "sungai bagus karena foke", tidak akan diterjemahkan menjadi "sungai bagus karena Ahok".

Ilustrasi google. Ditangkap dari google
Ilustrasi google. Ditangkap dari google
Pada titik ini kita bisa yakin bahwa secara unik frasa "bersih karena foke" diterjemahkan Google menjadi "bersih karena ahok". Tidak dengan frasa-frasa yang maknanya mendekati frasa itu, misalkan "bagus karena foke". Termasuk bila "Foke" diketik sendirian, tidak akan diterjemahkan menjadi "Ahok".

Teori Konspirasi

Ada fakta lain, yaitu perilaku penerjemahan ini bisa dipengaruhi oleh input dari pengguna. Perhatikan icon "suggest an edit" pada sebelah kanan bawah dari gambar-gambar di atas. Fitur itu bisa digunakan untuk menyarankan Google supaya menerjemahkan frasa kiri menjadi frasa kanan. Andai kata ada seribu orang yang menyarankan, pasti Google akan pikir-pikir juga.

Maka ada sekalangan orang berpendapat bahwa tim cyber Ahok secara sengaja menggunakan fitur tersebut secara masif untuk mempengaruhi perilaku terjemahan google. Saya tidak amat yakin dengan teori konspirasi itu. Sebab Google tidak selamanya pula berpandangan positif terhadap Ahok. Perhatikan penerjemahan berikut:

Ilustrasi google bila diinput
Ilustrasi google bila diinput
Input "Foke merusak Jakarta", akan diperbaiki oleh Google menjadi "Ahok merusak Jakarta". Apakah barisan anti Ahok telah melakukan "serangan balik" untuk meloloskan translasi tersebut? Tidak ada yang tahu pasti. Paling tidak, kita dapat melihat perilaku Google memang misterius. Terlalu dini untuk mengambil kesimpulan bahwa setiap frasa yang disarankan oleh Google adalah suatu kebenaran. Walaupun koreksi Google itu bisa saja sesuai kenyataan. Misal ternyata Ahok memang bekerja membersihkan sungai-sungai Jakarta dengan pasukan oranyenya.

Dan kembali ke teori saya tadi. Bisa jadi fitur ini kelewat canggih, atau malah masih dikembangkan (versi beta). Siapa peduli? Namun sekali lagi terlalu naif bila orang meyakini saran Google itu sebagai patokan kebenaran. Karena eksperimen lain bisa saja menampilkan suatu hal yang negatif. Dan bila itu terjadi, apakah harus diterima sebagai kebenaran juga? Misal seperti ini,

Ilustrasi google. Ditangkap dari google
Ilustrasi google. Ditangkap dari google
Salam dan Terimakasih. (PCL Oktober 2016)

Referensi:

  1. Google.com
  2. Translate.google.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun