Mohon tunggu...
Azeem Amedi
Azeem Amedi Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Pribadi

Masih belajar, mohon dimaklumi. | S1 Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran | F1 & Racing Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kemunculan Anarko-Sindikalisme di Tengah Wabah: Apa Tujuan Mereka?

13 April 2020   13:10 Diperbarui: 13 April 2020   13:11 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hemat saya, karena kelompok anarko-sindikalisme ini menggabungkan buruh-buruh untuk berserikat, umumnya buruh pabrik pekerja kasar yang berpendidikan rendah, kebanyakan anggotanya tidak terlalu memahami konsep dasar pemikiran anarko-sindikalisme itu sendiri. 

Apa yang mereka tuntut, juga kadang berbeda dengan para penggeraknya yang lurus untuk menuntut penghapusan kesenjangan ekonomi. Beberapa dari mereka mungkin diagitasi oleh penggeraknya tanpa ditanamkan visi misi yang sejalan dengan para penggerak. Mungkin. Saya tidak mau berspekulasi banyak, tapi kemungkinan ini bisa menjadi dugaan awal mengapa banyak sekali ulah keributan disebabkan oleh mereka, meskipun juga dapat diakibatkan karena gesekan dengan aparat kepolisian.

Jadi, sebenarnya tujuan mereka apa dengan hasutan untuk membakar dan menjarah Pulau Jawa? Tidak jelas. Tuntutan mereka aneh. Mereka mau memenuhi kebutuhan tapi mereka mau merusak tempat-tempat penyedia kebutuhan? Aneh kan? Logikanya dimana?

Apa yang mereka mau tuntut? Pemenuhan kebutuhan oleh negara tanpa pajak? Mustahil. Pajak merupakan pelumas perekonomian negara. Lho kok menuntut negara untuk memenuhi kebutuhan? Bukannya mereka tidak mengakui kekuasaan negara dan otoritas publik? Seperti yang saya jelaskan, tidak semua yang tergabung dalam kelompok tersebut paham dengan hakikat paham yang mereka anut. Orang-orang yang mengaku demokratis saja kadang salah paham, apalagi mereka.

Jika memang tuntutan mereka hanya untuk membuat kacau, mereka harus belajar lagi tentang filsafat anarko-sindikalisme. Tokoh-tokoh penggeraknya harus bisa menyamakan pikiran dengan mereka.

Bukankah alangkah lebih baik kelompok itu dimusnahkan dari Indonesia? Tidak mungkin. Kita tidak bisa memusnahkan pemikiran, menghilangkan ide. Kita hanya bisa mengatur kembali agar mereka kembali ke cara-cara yang lebih beradab dan berkemanusiaan. Orang-orang yang mengaku demokratis saja pada praktiknya juga belum tentu berkarakter demokratis, kadang mereka memiliki sifat oligarkis, ada juga yang seperti diktator.

Intinya, tujuan mereka tidak jelas dalam merencanakan kekacauan ini. Mereka harus belajar lagi mengenai filsafat anarko-sindikalisme dan cara-cara menempuh tujuan agar kebutuhan mereka dipenuhi. Polisi pun juga tidak boleh asal main tangkap karena dasar dugaan seluruh anggota kelompok tersebut akan menimbulkan kekacauan. Harus ada bukti dan berdasarkan koridor hukum yang berlaku, jika mereka memang melanggar hukum dan terdapat bukti-bukti yang jelas, baru bisa ditindak. Tidak berdasarkan asumsi-asumsi dasar.

Kita juga tidak bisa melarang mereka untuk eksis di negara ini. Kebebasan berserikat dijamin oleh UUD 1945. Kita pun bebas untuk memiliki pemikiran apapun selama tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun