Permintaan wisata medis di Spanyol telah meroket, terutama di kota Marbella. Lebih dari 330 juta Euro per tahun dihasilkan di provinsi tersebut. Grup bisnis Quirn adalah pemasok medis terbesar di Spanyol dan menangani hingga 20.000 pasien asing per tahun, dengan sebagian besar pasien berasal dari Inggris, Belanda, dan Finlandia.
Medical Tourism Index (MTI) telah memeringkat 46 destinasi wisata medis di seluruh dunia dan memberikan masukan ke dalam 41 kriteria di 3 dimensi utama yaitu Daya Tarik Destinasi, Keamanan dan Kualitas Perawatan. MTI adalah sebuah organisasi nonprofit global untuk wisata medis dan industri pasien internasional.Â
MTI bekerjasama dengan penyedia layanan kesehatan, pemerintah, perusahaan asuransi, pemberi kerja dan pembeli layanan kesehatan lainnya dalam pariwisata medis, pasien internasional, dan inisiatif perawatan kesehatan mereka dengan berfokus pada penyediaan layanan kesehatan yang transparan dengan kualitas terbaik.
Banyak negara destinasi medical tourism berusaha untuk menarik investasi asing dan domestik ke sektor ini dengan cara memberikan hak istimewa yang berbeda seperti insentif pajak untuk pengembangan sektor tersebut. Destinasi seperti Yordania telah berhasil menarik investor Kuwait untuk membangun kota medis yang kompetitif di Amman. Kolombia dan lainnya telah membentuk Zona Perdagangan Bebas (FTZ) untuk fasilitas kesehatan yang memenuhi kriteria untuk berpartisipasi.Â
UEA juga mendirikan kota kesehatan besar di Dubai yang akan menjadi terbesar di Timur Tengah dan mengintegrasikan layanan wisata medis ke dalam operasinya. Investasi di lapangan juga telah diperluas ke layanan pendukung seperti peralatan ambulans, fasilitas bandara dan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Mereka juga telah mengembangkan visi yang jelas dan tujuan strategis untuk sektor wisata medis mereka dan menetapkan tujuan tertentu untuk dicapai dalam kerangka waktu tertentu.Â
Dengan demikian, strategi, rencana dan program yang relevan untuk mencapai tujuan tersebut telah diidentifikasi dengan jelas dan dilaksanakan dengan teknik yang efektif. Kerjasama antara pemangku kebijakan adalah suatu keharusan bagi setiap tujuan wisata medis untuk mengkoordinasikan upaya pengembangan sektor ini.Â
Negara-negara seperti Singapura, Korea Selatan, Malaysia, Turki, dan Lebanon telah membentuk dewan pariwisata medis nasional masing-masing yang menyatukan semua pihak baik formal maupun informal yang memiliki suara atau dapat berperan dalam pengembangan sektor ini.
Keunikan sekaligus keunggulan negara berkembang dalam industri wisata medis adalah memperkenalkan prosedur pelayanan non bedah seperti yoga, ayurveda, homeopathy, naturopathy, dan meditasi sebagai pilihan yang baik untuk membentuk kesehatan fisik dan mental. Pelayanan seperti ini berkembang sangat pesat di negara negara berkembang seperti Malaysia, Thailand dan India.Â
Warga Amerika Serikat memilih Meksiko, Kosta Rika atau Panama untuk layanan gigi atau operasi kosmetik karena kedekatan jarak mereka. Sedangkan Asia Tenggara dan India adalah tujuan pilihan mereka untuk kasus ortopedi dan kardiovaskular karena kualitas perawatan kesehatan yang tinggi dan sejumlah besar rumah sakit dan dokter telah terakreditasi AS.
Trend lainnya yang sedang berkembang yaitu pengobatan dengan laser, penurunan berat badan, dan masalah masalah infertilitas. Sejauh ini terdapat 35 negara yang sudah mengantongi akreditasi internasional dari Joint Commission International (JCI). India memilki 16 rumah sakit bersertifikat akreditas JCI dan Thailand baru 5 rumah sakit yang mengantongi akreditasi JCI.Â
Indonesia memiliki 4 rumah sakit swasta yang telah berakreditasi internasional dan 9 rumah sakit pemerintah yang sedang berproses untuk akreditasi internasional.Â