Jika masih belum, mari kita melihat bagaimana banyak kisah dari para nabi atau para tokoh ulama muslim dalam memandang sebuah masalah hidup.
Belajar Kisah Nabi Yunus dan Kisah Buya HamkaÂ
Dalam satu riwayat, sekitar tahun 700 SM Nabi Yunus dikeluarkan dari kapal yang terombang-ambing di atas laut karena kapal tersebut sudah kelebihan berat/penumpang.
Menyadari bahwa itu sudah menjadi takdir dari Allah, maka Nabi Yunus merelakan dirinya terapung di laut bahkan sampai ditelan ikan paus.
Coba bayangkan, Nabi Yunus berada di kedalaman laut lepas, dan berada di dalam perut ikan paus?
Alih-alih bersedih dan berputus asa, sambil menyadari kesalahannya, Nabi Yunus lalu berdoa yang diabadikan dalam Al-Qur'an:
"Laa ilaha illa Anta, Subhanaka inni kuntu min al-zalimin (Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya saya termasuk orang-orang yang zalim)". (QS. Al-Anbiya', 21: 87)
Lalu ada kisah dari seorang tokoh agama terkemuka dan seorang penulis produksi, Buya Hamka. Ia pernah dipenjara oleh rezim Soekarno tapi ia tidak pernah menyimpan dendam.
Kisah dirinya di dalam jeruji besi bahkan dilihatnya sebagai rahmat Allah karena di dalam penjara itulah, ia berhasilkan menuliskan Tafsir Al-Qur'an 30 Juz yang diberi nama Tafsir Al-Azhar.
Ia bahkan ingin berterima kasih kepada presiden yang sudah memenjarakannya karena kalau bukan karena dipenjara, mungkin ia tidak akan pernah menulis dan menyelesaikan Tafsir Al-Azhar tersebut!
Dari paparan di atas, maka yang bisa kita tangkap adalah ketika ada masalah yang menghinggapi hidup kita, baik itu masalah ringan, masalah yang sedang-sedang saja, atau masalah yang tersulit sekali pun, maka kita bisa melihat kisah dan contoh dari para nabi dan tokoh-tokoh yang bisa menjadi panutan bagaimana mereka memandang sebuah masalah.