Mohon tunggu...
WON Ningrum
WON Ningrum Mohon Tunggu... Konsultan - Peace of mind, peace of heart...

Hello, welcome to my blog!

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Saat Ngabuburit Lebih Bermakna dengan Berbagi Kebahagiaan dan Keberkahan Ramadan

4 Mei 2020   15:59 Diperbarui: 4 Mei 2020   16:02 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: freepik.com

Bagaimana ya caranya agar Ramadan tahun ini bisa meninggalkan kesan yang mendalam bagi kita?

Jangan sampai karena faktor pandemik Covid-19 membuat kita jadi malas berbuat kebaikan seperti yang telah kita lakukan di tahun-tahun pelaksanaan Ramadan yang telah lalu.

Dulu salah satu kegiatan di sore hari di bulan Ramadan, orang-orang selalu menghabiskan waktu dengan melakukan ngabuburit. Orang-orang usia muda maupun tua menyenangi kegiatan ngabuburit ini. Rasanya bikin senang dan bahagia.

Entah itu diisi dengan jalan-jalan sore sambil hunting jajanan ringan untuk berbuka puasa, olahraga sore bersama teman-teman, berburu kuliner dan rumah makan sebagai tempat menyantap buka puasa hari itu sambil melihat-lihat suasana kota di sore hari, kegiatan Pesantren Ramadan untuk anak sekolah dan remaja masjid, atau banyak kegiatan beragam lainnya.

Eit, tapi apa sih ngabuburit itu? Saya mengenal istilah ngabuburit setelah saya sendiri berhijrah untuk belajar dan bekerja di pulau Jawa.

Saya baru tahu bahwa istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda, yakni "ngalantung ngadagoan burit", yang artinya bersantai-santai sambil menunggu waktu sore.

Yang baru saya ketahui lagi bahwa istilah ngabuburit sebenarnya tidak ada hubungan langsung dengan puasa di bulan Ramadan.

Ngabuburit bagi orang Sunda bisa dilakukan di waktu kapan saja, baik itu di luar bulan puasa maupun saat bulan puasa Ramadan tiba.

Orang-orang sekarang juga akhirnya lebih senang memasangkan istilah ngabuburit dengan puasa Ramadan. Jadilah istilah ini semakin tenar, bahkan dipakai juga di beberapa daerah di luar pulau Jawa.

Nah, gimana nih mengisi waktu ngabuburit ini dan saat yang bersamaan kita juga sedang berada di masa karantina serta dianjurkan untuk tetap di rumah saja?

Masih ingatkah kita saat bulan puasa Ramadan tahun-tahun sebelumnya selalu ada giliran untuk keluarga yang akan menyumbangkan makanan berbuka puasa di masjid dekat rumah? Yang disediakan untuk orang-orang yang telah berkumpul di masjid untuk berbuka puasa bersama sebelum salat berjamaah di waktu Magrib dilakukan?

Biasanya saat keluarga yang punya giliran untuk menyumbangkan makanan ke masjid saban harinya ini, mereka lebih menyiapkan ekstra waktu untuk itu.

Misalnya dengan pergi ke pasar membeli penganan-penganan kecil, atau jika ingin menyumbangkan makanan besar dan tidak mau repot, maka cukup memesan makanan kotak di rumah makan langganan untuk diantarkan ke masjid.

Dulu saat-saat seperti ini juga biasanya dimanfaatkan untuk sekalian ngabuburit, jalan-jalan mengisi waktu sebelum saatnya untuk berbuka puasa tiba.

Sayangnya ini semua tidak bisa dilakukan saat ini, di tengah pandemik Covid-19 masih merebak.

Karena saat ini keadaan sedang tidak kondusif, maka mengapa tidak bentuk ngabuburit bisa kita buat lebih bermakna dengan melakukan kegiatan amal yang (insya Allah) lebih bermanfaat dan berkah?

Saya teringat dengan mendiang ibu saya yang selalu rajin membuat kue-kue untuk dibagikan ke tetangga. Bahkan kepada tetangga yang berbeda agama pun, ibu saya sering mengantarkan kue-kue menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan mereka.

Dari pengalaman melihat ibu saya inilah saya belajar tentang toleransi dan saling hidup bertetangga dengan baik dan rukun atau pun saling berbagi ke sesama manusia.

Nah kita bisa menyiapkan kue-kue atau nasi kotak, baik itu yang kita bikin sendiri di rumah atau pesan dari rumah makan untuk dibagikan ke tetangga-tetangga dekat tempat tinggal kita.

Jadi tradisi memberi makan untuk orang-orang yang berpuasa tidak akan terputus begitu saja hanya karena wabah Virus Corona masih ada di sekitar kita.

Hari berikutnya, kita bisa menyibukkan diri dengan menyiapkan bingkisan makanan untuk anak-anak yatim piatu dan pengasuhnya.

Di hari selanjutnya, misalnya, untuk para orangtua di panti jompo, para fakir dan orang miskin atau untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (musafir).

Saat membagikan makanan ke rumah tetangga pun tidak perlu lama dan menyita waktu kita karena kita masih dalam masa karantina. Tetap jaga jarak dan selalu memakai masker. Ini untuk kebaikan kita bersama.

Tentu kita punya jejaring keluarga, teman, rekan kerja serta arisan tetangga melalui grup-grup online. Kita bisa mengabari dari ponsel kita bahwa kita akan silaturahim sebentar ke rumah mereka sambil membawa bingkisan makanan.  Jadinya yang tak kalah penting adalah jalinan silaturahim pun tetap terjaga satu sama lain.

Dijamin tetangga akan merasa senang dan bahagia. Malahan tetangga kita, teman, sahabat dan rekan-rekan kerja bisa ketularan untuk beramal hal yang sama untuk orang lain. 

Inilah yang dinamakan saling berbagi dalam kebahagiaan dan keberkahan Ramadan. 

"Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga". (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Referensi:

[1] [2] [3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun