Jalan Pramuka No. 221
Jam buka: di atas pk. 12.00 siang (Hari Minggu dan hari raya tutup)
Penganan Purwokerto dikenal dengan gorengannya, salah satunya keripik tempe. Keripik tempe yang tidak asing lagi adalah Keripik Tempe Niti. Kripik ini diproduksi oleh Mbah Niti pertama kali 1967. Proses pembuatannya hingga sekarang masih tradisional.
Berbeda dengan keripik tempe yang biasanya berasal dari tempe yang diiris tipis-tipis. Keripik tempe Niti, satu potong keripik tempe berasal dari satu bungkus tempe mendoan mentah. Tepungnya berasal dari tepung beras asli yang ditumbuk sendiri, bumbunya rahasia perusahaan yang menjadi andalan rasa keripik yang gurih.
Lokasi: Jalan PKK 600 Mersi.
Jenang atau dodol Pertama produksi Bapak Soehardja adalah produk jenang asli ketan yang sudah ternama. Di tempat pembuatannya kita bisa melihat proses produksi yang masih sangat tradisional. Bahan bakunya asli seperti gula merah, tepung ketan dan santan kelapa muda yang mereka peras sendiri.
Di dapur, kuali-kuali ukuran raksasa diletakkan di atas tungku berbahan bakar batok kelapa untuk menggodok campuran gula merah, santan dan tepung ketan. Jenang Jaket ini memang tidak memakai bahan pengawet dan tersedia dalam dua rasa: jenang polos dan jenang wijen. Harganya berkisar dari Rp 12.000-Rp15.000 per bungkus.
Lokasi: Jalan Jend. Sudirman, Sokaraja
Sepanjang jalan Jenderal Sudirman Sokaraja ini berjejer toko-toko dengan plang "getuk goreng Asli Haji Tohirin. Haji Tohirin sendiri adalah generasi kedua penerus getuk goreng merek Asli.
Tokonya tersebar di Jalan Jenderal Sudirman ini. Getuk goreng terbuat dari singkong rebus yang diolah dengan gula merah  sehingga menghasilkan adonan getuk yang kemudian digoreng.
Getuk goreng disajikan dalam besek bambu untuk menjaga teksturnya agar tidak mengempis. Getuk goreng sekarang menawarkan varian rasa durian, nangka dan coklat yang harganya Rp 30.000/kg, sedangkan getuk goreng original Rp 26.000/kg. Selain getuk goreng, ada juga getuk basah (tidak digoreng) harganya Rp 24.000/kg.