Kecerdasan tidak hanya bisa diperoleh dari buku-buku pelajaran di sekolah. Buku cerita berperan mencerdaskan karena sifatnya merefleksikan kehidupan, lengkap dengan berbagai permasalahan dan jalan keluarnya.
Kebiasaan membaca buku cerita termasuk komik, baik untuk merangsang daya pikir anak sebab di dalamnya ada tantangan yang harus dihadapi sang tokoh.
Aksi tokoh menyelesaikan tantangan yang ada atau menemukan solusi, memberi pengalaman-pengalaman baru bagi anak-anak pembaca. Selain itu, komik juga melatih anak untuk berpikir logis dan runut.
6. Meningkatkan kemampuan berbahasa
Membaca tentu saja berkhasiat meningkatkan kemampuan berbahasa. Dengan membaca, anak  memperoleh kosakata baru, memahami konteks bahasa, dan memaknai bahasa itu sendiri. Bahasa lisan dalam komik memiliki porsi lebih besar dibandingkan bahasa tulis.
Ciri khas bahasa lisan adalah lugas. Dengan kelugasan ini, komik memiliki teks yang pendek. Begitu pun dengan teks narasinya. Teks dalam komik yang berupa kalimat-kalimat pendek itu, mencontohkan penerapan ejaan. Anak-anak dapat belajar cara menggunakan tanda baca serta menerapkan huruf kapital dan kecil yang benar.
Selain teks tulis, komik pun menampilkan teks visual. Saat membaca komik, anak-anak tidak hanya membaca tulisan-tulisannya, tetapi juga memaknai ekspresi dan gestur para tokoh ceritanya.
7. Memperhalus budi pekerti
Komik juga berfungsi menyampaikan nilai-nilai. Nasihat-nasihat baik dalam komik anak disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan dikemas sedemikian rupa sehingga terasa tidak menggurui.Â
Berbagai nilai kehidupan, dihadirkan melalui sikap dan tindakan tokoh-tokohnya. Biasanya anak-anak pembaca akan meneladani sikap baik sang tokoh utama. Tanpa disadari ini menyemangatinya untuk berbuat baik juga.
Berbagai nilai universal yang terkandung dalam komik, di antaranya adalah kasih sayang, kejujuran, ketaatan, keindahan, keharmonisan, ketulusan, keragaman, Â kesopanan, dan kedisiplinan.