Mohon tunggu...
Wiwit Sawalas
Wiwit Sawalas Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer Specialist I SEO Content Writer I Digital Writer I Blogger

Mencintai cerita, buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

POLEMIK 10 TAHUN UKT, 4 SEBAB MASYARAKAT PROTES

22 Mei 2024   14:39 Diperbarui: 22 Mei 2024   14:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com/uangbook-situswebpendidikan

3. Kemampuan Ekonomi Masyarakat

Pexels.com/fotoudaraorangmengendaraitruk
Pexels.com/fotoudaraorangmengendaraitruk

Biaya pendidikan yang selalu naik dari tahun ke tahun tidak berbanding lurus dengan kenaikan penghasilan Masyarakat. Misalnya, UKT tahun ajaran 2013/2014 UKT di Universitas Indonesia 100 ribu sampai yang tertinggi 7,5juta, sedangkan pada 10 tahun kemudian di tahun ajaran 2024/2025 menjadi 500ribu sampai yang tertinggi mencapai 20juta. Hal ini sangat timpang dengan pertumbuhan perekonomian Masyarakat yang  jika dilihat dari kenaikan UMR DKI Jakarta sebagai salah satu provinsi dengan UMR tinggi, pada tahun 2014 hanya Rp. 2.441.000 kemudian pada tahun 2024 menjadi Rp. 5.067.381.

Biaya UKT tersebut belum termasuk dengan biaya hidup mahasiswa, biaya penugasan, dll yang harus ditanggung Masyarakat jika ingin menyelesaikan pendidikan tinggi. Dalam hal ini Masyarakat benar-benar butuh adanya support pemerintah dalam membantu meringankan biaya pendidikan, utamanya UKT.

4. Kondisi Mengharuskan Menempuh Pendidikan Tinggi

Pexels.com/topiperayaanwisuda
Pexels.com/topiperayaanwisuda
Pexels.com/ topi perayaan wisuda

Sekarang ini banyak lulusan SMA yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, salah satunya adalah persyaratan melamar pekerjaan yang kebanyakan Perusahaan menerapkan syarat minimal lulusan dari pendidikan tinggi, setidaknya diploma. Hal ini mendorong Masyarakat berlomba-lomba untuk melanjutkan pendidikannya demi kehidupan yang layak dimasa mendatang. Namun apa jadinya jika UKT semakin mahal hingga Masyarakat tak mampu membayarnya? Tentu saja bonus demografi yang dimiliki Indonesia dikhawatirkan menjadi boomerang bagi pertumbuhan negara ini kedepannya.

Demikianlah 4 yang menjadi sebab Masyarakat resah sehingga melontarkan protes dan keberatan akan kenaikan UKT. Sepertinya Masyarakat benar-benar berharap pemerintah pusat dapat segera mengambil langkah dan mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada Masyarakat terkait UKT dan biaya pendidikan. Menjadi pilihan bagi pemerintah, apakah akan melaksanakan amanat UUD 1945 ataukah akan membiarkan Masyarakat kesulitan dalam menempuh pendidikan yang sudah menjadi haknya sebagai warga negara. Salam Pendidikan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun