Mohon tunggu...
WIWIT PUTRI WIGATI
WIWIT PUTRI WIGATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nama : WIWIT PUTRI WIGATI/NIM : 43222010029/Program Studi : AKUNTANSI S1/Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Mata Kuliah : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB/Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak/UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Tugas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis - Diskursus Behavioral Conditioning Ivan Pavlov dan Fenomena Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   19:57 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:17 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Operant Conditioning (pengkondisian operan)

Operant Conditioning (pengkondisian operan) adalah sebuah teori belajar yang dikembangkan oleh B.F. Skinner, seorang psikolog Amerika. Teori ini menekankan peran penguatan dan hukuman dalam membentuk perilaku sukarela. Dalam operant conditioning, perilaku individu dipengaruhi oleh konsekuensi-konsekuensi dari perilaku tersebut, seperti penguatan positif, penguatan negatif, hukuman positif, hukuman negatif, dan pelemahan perilaku (extinction). Teori ini berbeda dari classical conditioning yang lebih menekankan pada asosiasi antara stimulus dan respons. Operant conditioning banyak diterapkan dalam berbagai konteks, termasuk manajemen kelas, perubahan perilaku, dan pelatihan hewan.

Seperti Pavlov dan Waston, Skinner memandang perilaku sebagai hubungan stimulus-respons. Namun berbeda dengan kedua tokoh tersebut, Skinner memberikan informasi lebih lanjut yang membedakan dua macam respon, yaitu:

a. Respondent response (reflexive response), yaitu respon yang ditimbulkan oleh suatu stimulus tertentu. Misalnya, makanan yang menimbulkan keluarnya air liur, pada umumnya perangsang yang seperti itu mendahului respon yang ditimbulkan.

b. Operant response (instrumental response), yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang-perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan organisme.

Apakah Behavioral Conditioning Berlaku Untuk Individu?

Iya, behavioral conditioning juga berlaku untuk manusia (individu). Teori ini menjelaskan bagaimana individu belajar melalui asosiasi antara stimulus, respons, dan konsekuensi. Teori behaviorisme ingin menganalisi hanya yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkunga. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau buruk, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunnya dikemudian hari oleh faktor-faktor lingkungan. Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Pengertian Korupsi

edit from canva
edit from canva

Korupsi merupakan kejahatan yang dilakukan dengan penuh perhitungan oleh mereka yang justru merasa sebagai kaum terdidik dan terpelajar (Masduki, 2010). Korupsi juga dapat terjadi ketika seseorang mempunyai kedudukan dengan melibatkan pembagian sumber-sumber dana dan mempunyai kemampuan untuk menyalah gunakannya untuk keuntungan pribadi. Secara umum, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

Korupsi tidak hanya berdampak pada aspek hukum, ekonomi, dan politik, tetapi juga aspek perilaku manusia yang menjadi topik utama dalam psikologi. Korupsi juga perlu diteliti dengan pendekatan psikologi karena masalah korupsi di Indonesia merupakan persoalan besar yang berbeda dengan tindak kriminal biasa, bahkan sering pula disebut sebagai extraordinary crime (kejahatan luar biasa) dan crimes againts humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan). Banyak orang yang jatuh miskin karena uang yang seharusnya diberikan kepada mereka, dikorupsi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (koruptor).

Korupsi seringkali terjadi dengan mengalahkan suatu hubungan persahabatan yang sebelumnya terjalin baik dan tulus. Proses korupsi bisa terjadi secara samar, licin, dan sangat licik. Motif seseorang dalam melakukan korupsi tidak hanya untuk memperoleh keuntungan secara materi, tapi juga agar bisa meningkatkan hubungan pertemanan, percintaan, status, dan pencitraan, serta membuat orang lain jadi terkesan, terpesona, dan mudah terpengaruh (Graaf & Huberts, 2008).

Apakah ada keterkaitkan Behavioral Conditioning dengan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia?

Ada keterkaitkan antara behavioral conditioning dengan fenomena kejahatan korupsi di Indonesia. Dalam konteks korupsi, behavioral conditioning dapat menjelaskan bagaimana korupsi berkembang dari perilaku yang tidak biasa menjadi perilaku yang terbiasa. Pada tahap pengkondisian klasik, korupsi dipelajari melalui hubungan antara stimulus dan respons. Dalam kasus korupsi, faktor penyebab terjadinya korupsi adalah adanya kesempatan dan insentif untuk melakukan korupsi. Respons yang muncul adalah tindakan korupsi itu sendiri.

Contohnya;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun