Mohon tunggu...
Wiwit Nahdiyah Safitri
Wiwit Nahdiyah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan, anak pertama, Mahasiswi UIN Malang

Hai Wiwit disini!! Genap umur 20 tahun di 2023 ini, terrcatat sebagai salah satu Mahasiswi di Universitas Islam Negeri Malang. Gadis penyuka senja, alam dan mempunyai cita-cita sebagai??? jejak bisa ditemukan di akun Instagram @wwtnhdyh. jadilah orang yang bermanfaat bagi sekitar meskipun hanya sebuah uluran tangan ataupun sebatas senyuman hehe.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asimilasi, Akomodasi Hubungannya Apa di Teori Jean Piaget??

15 Oktober 2023   22:57 Diperbarui: 15 Oktober 2023   23:14 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapakah Jean Piaget? Jean Piaget (1896-1980), lahir di Neuchatel, Swiss, bukanlah seorang psikolog, melainkan seorang biologis yang sangat dihormati di seluruh Eropa sejak usia muda. Selama masa kecilnya, Piaget memiliki karakteristik yang cerdas, penuh energi, simpatik, mudah bergaul, serius dalam pekerjaan, namun juga memiliki temperamen neurotik. Pengalaman neurotiknya saat itu membawa perubahan dalam minatnya, khususnya terhadap konsep psikoanalitik. Sebelumnya, minatnya tersebar luas dalam berbagai bidang, termasuk mekanik, biologi, kelautan, dan fosil. Artikel pertamanya adalah tentang pengamatan burung pipit di sebuah taman.

Piaget juga melanjutkan studi formalnya dalam ilmu alam, memfokuskan pada kerang-kerangan, dan dengan cepat meraih gelar doktor pada usia yang sangat muda, yaitu 21 tahun. Selama periode aktifnya di bidang biologi, ia juga secara mandiri mempelajari filsafat dan psikologi. Ia bekerja dengan Theodore Simon di Prancis dalam laboratorium yang mengembangkan tes kecerdasan yang kemudian terkenal, Alfred Binet.

Selama kunjungannya ke laboratorium psikologi di Zurich, minat Piaget mulai bergeser ke psikologi perkembangan. Ia kemudian bergabung dengan laboratorium Alfred Binet di Paris, yang merupakan tempat di mana tes kecerdasan modern pertama kali dikembangkan. Di sinilah Piaget mulai menyuarakan pandangannya yang berbeda. Ia tidak sejalan dengan pandangan Binet bahwa inteligensi bersifat tetap dan bawaan, melainkan mulai menjelajahi proses-proses berpikir tingkat tinggi.

Jean Piaget dikenal sebagai seorang ahli kognitif yang sangat cerdas dan produktif, dengan lebih dari 30 buku yang sangat berpengaruh dalam bidang perkembangan anak dan pemahaman kognitif. Pada tahun 1929, ia memimpin Institut Jean Jacques Rousseau di Jenewa, yang dinamai sesuai dengan nama filsuf dan pendidik moral terkenal, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), yang mempromosikan nilai-nilai humanisme.

Walaupun Piaget memiliki pemikiran kognitif yang luar biasa, pengaruhnya dalam dunia psikologi berbahasa Inggris, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, baru mulai berkembang pada akhir tahun 1950-an. Ini disebabkan oleh dominasi kuat aliran psikologi behaviorisme yang dipelopori oleh John Watson (1878-1958), yang memandang manusia sebagai mesin atau robot. Namun, saat ini pengaruh aliran psikologi behavioristik tersebut telah berkurang dalam psikologi dan pendidikan di negara-negara maju ini dan sebagian besar digunakan hanya untuk tujuan perbandingan.

Piaget menjelaskan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan menyesuaikan kerangka pemahaman mereka: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam struktur pemahaman yang telah ada. Dalam konteks ini, anak menggabungkan informasi dari lingkungan ke dalam kerangka pemahaman yang sudah ada. Sementara itu, akomodasi terjadi ketika anak mengubah atau menyesuaikan kerangka pemahaman mereka untuk sesuai dengan informasi baru yang diperoleh dari lingkungan. Dengan kata lain, anak mengadaptasi kerangka pemahaman mereka sesuai dengan apa yang mereka pelajari dari lingkungan.

Contoh asimilasi dan akomodasi jean piaget:

Asimilasi:

Bayangkan seorang anak yang sudah tahu konsep "kucing" dan memiliki skema tentang hewan peliharaan dengan empat kaki dan ekor. Suatu hari, ia melihat seekor rubah untuk pertama kalinya. Karena anak tersebut ingin memahami rubah sesuai dengan skemanya tentang hewan peliharaan, ia mencoba mengasimilasikan rubah ke dalam konsep "kucing" yang sudah ada. Dalam pikirannya, rubah mungkin juga adalah hewan peliharaan dengan empat kaki dan ekor.

Akomodasi:

Ketika anak tersebut belajar lebih lanjut tentang rubah dan menyadari perbedaan antara rubah dan kucing, ia harus mengakomodasi skemanya. Ia memahami bahwa rubah bukan hewan peliharaan seperti kucing, tetapi hewan liar dengan ciri-ciri yang berbeda. Dalam hal ini, anak mengubah skema atau konsepnya tentang hewan peliharaan untuk memasukkan perbedaan dan mengakomodasi pengetahuan baru tentang rubah.

Dengan demikian, asimilasi adalah ketika anak mencoba menggabungkan informasi baru ke dalam kerangka pemahaman yang sudah ada, sementara akomodasi terjadi ketika anak harus mengubah skema atau kerangka pemahaman mereka untuk mencocokkan dengan informasi baru dari lingkungan.

Nah, Jean Piaget mengidentifikasi empat tahapan perkembangan kognitif dalam teorinya, yang pertama ada tahap Sensomotor: Fase ini umumnya terjadi dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Anak-anak mengenal dunia melalui panca indera dan tindakan fisik. Mereka mulai memahami konsep objek yang permanen. Yang kedua tahap Praoperasional: Berlangsung sekitar usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini, anak-anak mulai menggunakan simbol dan bahasa, tetapi pemikiran mereka masih sangat egosentris dan kurang memahami perspektif orang lain.

Ketiga adalah Konkret Operasional: Fase ini berlangsung sekitar usia 7 hingga 11 tahun. Anak-anak mulai memahami konsep abstrak dan dapat melakukan operasi mental pada objek dan peristiwa dalam dunia fisik. Mereka juga mulai memahami prinsip konservasi. Keempat ataupun tahap yang terakhir adalah Formal Operasional: Terjadi sekitar usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini, anak-anak mencapai tingkat pemikiran abstrak dan berpikir tentang konsep-konsep abstrak serta membuat hipotesis. Mereka dapat memproses informasi secara logis dan menggunakan penalaran deduktif. Setiap tahap ini menunjukkan perkembangan kognitif yang signifikan pada anak-anak, yang membentuk cara mereka memahami dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun