Siapakah Jean Piaget? Jean Piaget (1896-1980), lahir di Neuchatel, Swiss, bukanlah seorang psikolog, melainkan seorang biologis yang sangat dihormati di seluruh Eropa sejak usia muda. Selama masa kecilnya, Piaget memiliki karakteristik yang cerdas, penuh energi, simpatik, mudah bergaul, serius dalam pekerjaan, namun juga memiliki temperamen neurotik. Pengalaman neurotiknya saat itu membawa perubahan dalam minatnya, khususnya terhadap konsep psikoanalitik. Sebelumnya, minatnya tersebar luas dalam berbagai bidang, termasuk mekanik, biologi, kelautan, dan fosil. Artikel pertamanya adalah tentang pengamatan burung pipit di sebuah taman.
Piaget juga melanjutkan studi formalnya dalam ilmu alam, memfokuskan pada kerang-kerangan, dan dengan cepat meraih gelar doktor pada usia yang sangat muda, yaitu 21 tahun. Selama periode aktifnya di bidang biologi, ia juga secara mandiri mempelajari filsafat dan psikologi. Ia bekerja dengan Theodore Simon di Prancis dalam laboratorium yang mengembangkan tes kecerdasan yang kemudian terkenal, Alfred Binet.
Selama kunjungannya ke laboratorium psikologi di Zurich, minat Piaget mulai bergeser ke psikologi perkembangan. Ia kemudian bergabung dengan laboratorium Alfred Binet di Paris, yang merupakan tempat di mana tes kecerdasan modern pertama kali dikembangkan. Di sinilah Piaget mulai menyuarakan pandangannya yang berbeda. Ia tidak sejalan dengan pandangan Binet bahwa inteligensi bersifat tetap dan bawaan, melainkan mulai menjelajahi proses-proses berpikir tingkat tinggi.
Jean Piaget dikenal sebagai seorang ahli kognitif yang sangat cerdas dan produktif, dengan lebih dari 30 buku yang sangat berpengaruh dalam bidang perkembangan anak dan pemahaman kognitif. Pada tahun 1929, ia memimpin Institut Jean Jacques Rousseau di Jenewa, yang dinamai sesuai dengan nama filsuf dan pendidik moral terkenal, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), yang mempromosikan nilai-nilai humanisme.
Walaupun Piaget memiliki pemikiran kognitif yang luar biasa, pengaruhnya dalam dunia psikologi berbahasa Inggris, seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, baru mulai berkembang pada akhir tahun 1950-an. Ini disebabkan oleh dominasi kuat aliran psikologi behaviorisme yang dipelopori oleh John Watson (1878-1958), yang memandang manusia sebagai mesin atau robot. Namun, saat ini pengaruh aliran psikologi behavioristik tersebut telah berkurang dalam psikologi dan pendidikan di negara-negara maju ini dan sebagian besar digunakan hanya untuk tujuan perbandingan.
Piaget menjelaskan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas cara anak menggunakan dan menyesuaikan kerangka pemahaman mereka: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi terjadi saat anak mengintegrasikan pengetahuan baru ke dalam struktur pemahaman yang telah ada. Dalam konteks ini, anak menggabungkan informasi dari lingkungan ke dalam kerangka pemahaman yang sudah ada. Sementara itu, akomodasi terjadi ketika anak mengubah atau menyesuaikan kerangka pemahaman mereka untuk sesuai dengan informasi baru yang diperoleh dari lingkungan. Dengan kata lain, anak mengadaptasi kerangka pemahaman mereka sesuai dengan apa yang mereka pelajari dari lingkungan.
Contoh asimilasi dan akomodasi jean piaget:
Asimilasi:
Bayangkan seorang anak yang sudah tahu konsep "kucing" dan memiliki skema tentang hewan peliharaan dengan empat kaki dan ekor. Suatu hari, ia melihat seekor rubah untuk pertama kalinya. Karena anak tersebut ingin memahami rubah sesuai dengan skemanya tentang hewan peliharaan, ia mencoba mengasimilasikan rubah ke dalam konsep "kucing" yang sudah ada. Dalam pikirannya, rubah mungkin juga adalah hewan peliharaan dengan empat kaki dan ekor.
Ketika anak tersebut belajar lebih lanjut tentang rubah dan menyadari perbedaan antara rubah dan kucing, ia harus mengakomodasi skemanya. Ia memahami bahwa rubah bukan hewan peliharaan seperti kucing, tetapi hewan liar dengan ciri-ciri yang berbeda. Dalam hal ini, anak mengubah skema atau konsepnya tentang hewan peliharaan untuk memasukkan perbedaan dan mengakomodasi pengetahuan baru tentang rubah.