Namun, aktivitas penambangan batubara dapat menyebabkan berbagai aspek geologi menjadi dampak bagi pencemaran lingkungan, seperti dampak terhadap kualitas air, udara, dan ekosistem lokal juga sangat signifikan. Dampak buruk ini berupa
1. Air asam tambang dimana penurunan pH air (menjadi asam) sehingga mempengaruhi flora dan fauna air
2. Kontaminasi logam berat, dimana mereka terakumulasi dalam organisme akuatik dan masuk ke dalam rantai makanan, mengancam biodiversitas serta kesehatan masyarakat yang bergantung pada air dan makanan dari wilayah sekitar.Â
3. subsidence, dan sedimentasi, dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti jalan, rumah, dan bangunan. Selain itu, sedimentasi yang berlebihan dapat menyumbat aliran air, meningkatkan risiko banjir, dan mengurangi kualitas air.Â
Dan masih banyak lagi dampak buruk yang di hasilkan. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pencegahan, pemantauan, dan pemulihan yang efektif untuk mengatasi potensi pencemaran dari penambangan batubara, diantaranya seperti pengelolaan drainase asam tambang, revegetasi, pengendalian logam berat, serta restorasi ekosistem sebagai langkah penting untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan. Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan pengawasan ketat, serta kepatuhan perusahaan terhadap standar lingkungan sangat penting untuk keberlanjutan tambang batubara yang lebih bersih.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H