Mohon tunggu...
Wiwin Winarty
Wiwin Winarty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo its wiwin

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perjalanan Inspiratif Membangun Pendidikan Islam, Kisah Agus Gunawan dan Yayasan Riyadusalam

8 Desember 2024   10:43 Diperbarui: 8 Desember 2024   10:46 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bertahun-tahun perjuangan, Yayasan Pendidikan Riyadusallam Al-Munwir akhirnya berdiri sebagai lembaga pendidikan yang lengkap. Lembaga ini kini melayani pendidikan untuk jenjang PAUD, TK, hingga madrasah, memberikan akses belajar bagi anak-anak di berbagai usia. Hingga saat ini, madrasah memiliki 146 siswa, sementara jenjang PAUD dan TK mencatat jumlah 34 siswa. Meskipun masih menghadapi keterbatasan fasilitas yang membuat sistem rolling untuk ruang kelas harus diterapkan, Agus terus berupaya menjaga kualitas pendidikan yang diberikan, dengan kurikulum yang terstruktur dan pendekatan yang holistik.

Bagi Agus, pendirian yayasan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, melainkan wujud nyata dari komitmennya untuk mencerdaskan anak-anak di lingkungannya. Ia terus mendorong perkembangan yayasan ini agar mampu memberikan manfaat lebih besar, baik dari segi jumlah siswa yang dapat dilayani maupun kualitas sarana dan prasarana yang tersedia. Dengan dukungan dari masyarakat dan komitmen yang kuat, Agus berharap Yayasan Riyadusallam Al-Munwir dapat menjadi pusat pendidikan yang tidak hanya mendidik anak-anak dalam hal akademik, tetapi juga membentuk karakter yang berlandaskan nilai-nilai agama dan moral.

Agus selalu menekankan pentingnya kolaborasi antara pendidikan formal, keluarga, dan lingkungan dalam membentuk generasi yang unggul. Baginya, pendidikan agama dan pendidikan umum bukanlah dua hal yang terpisah, melainkan harus berjalan beriringan untuk menciptakan individu yang cerdas secara intelektual dan bermoral tinggi. Namun, tantangan sering kali muncul dalam upayanya meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya peran mereka dalam mendidik anak di rumah. Agus percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada guru di sekolah, tetapi juga membutuhkan dukungan dan keterlibatan aktif keluarga dalam proses pembelajaran anak.

Di sisi lain, Agus juga harus menghadapi keterbatasan jumlah tenaga pengajar di lembaganya. Dengan hanya enam guru untuk madrasah dan empat guru untuk TK, tantangan untuk memberikan perhatian yang cukup kepada setiap siswa menjadi sangat nyata. Meskipun begitu, Agus dan timnya tidak pernah menyerah. Mereka berupaya keras untuk mengoptimalkan tenaga pengajar yang ada sambil terus mencari cara merekrut pendidik yang kompeten. Ia yakin bahwa kualitas guru memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak-anak.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Agus terus mendorong pengembangan kapasitas tenaga pengajar melalui pelatihan dan pembinaan. Selain itu, ia aktif menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas sumber daya yang dapat mendukung lembaganya. Meskipun tantangan tidak pernah berhenti, Agus tetap optimis bahwa melalui kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi, Yayasan Pendidikan Riyadusallam Al-Munwir dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Baginya, pendidikan bukan hanya tugas individu, tetapi tanggung jawab bersama yang membutuhkan kontribusi dari semua pihak.

Rohmat Ramdani, salah satu alumni Yayasan Riyadusallam, berbagi kenangan yang mendalam tentang masa-masa pendidikannya di lembaga tersebut. Sebagai bagian dari generasi awal siswa madrasah, ia menempuh pendidikan di Riyadusallam dari tahun 2007 hingga 2015. Rohmat mengenang sosok Agus sebagai guru yang tegas namun penuh perhatian. Metode pengajaran Agus yang jelas dan terstruktur membuat para siswa mudah memahami materi pelajaran. Namun, lebih dari sekadar mengajarkan ilmu, Agus juga menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari, menginspirasi para siswanya untuk hidup dengan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan rasa syukur.

Selama masa pendidikannya, Rohmat menyaksikan bagaimana Yayasan Riyadusallam perlahan berkembang. Dari awalnya hanya berupa mushola kecil dengan fasilitas yang terbatas, lembaga ini berhasil tumbuh menjadi yayasan yang lebih lengkap dan terorganisir. Perubahan ini tidak hanya terlihat dari peningkatan fasilitas, tetapi juga dari kualitas pengajaran yang semakin baik. Menurut Rohmat, proses transformasi ini menunjukkan dedikasi luar biasa dari Agus dan timnya dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan siswa.

Sebagai alumni, Rohmat merasa bangga menjadi bagian dari perjalanan Yayasan Riyadusallam. Ia percaya bahwa pendidikan yang ia peroleh di madrasah tersebut telah membekalinya dengan fondasi moral dan intelektual yang kuat. Pengalaman belajar di Riyadusallam, katanya, tidak hanya memberikan pengetahuan akademik tetapi juga membentuk karakter dan kepribadiannya. Rohmat merasa bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sana membantunya menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan dengan lebih percaya diri dan bijaksana.

Melihat perkembangan yang telah dicapai, Rohmat berharap Yayasan Riyadusallam terus meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitasnya. Ia ingin lembaga ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi generasi mendatang, sehingga semakin banyak anak-anak yang mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Baginya, Riyadusallam bukan sekadar tempat belajar, tetapi juga simbol harapan dan perubahan bagi komunitasnya. Rohmat meyakini bahwa dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, yayasan ini akan terus menjadi pilar penting dalam mencerdaskan masyarakat dan membangun masa depan yang lebih baik.

Agus memiliki visi besar untuk menciptakan generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia. Baginya, pendidikan agama adalah fondasi utama dalam membentuk karakter individu yang kuat. Melalui Yayasan Riyadusallam, ia berkomitmen untuk mewujudkan visi tersebut dengan menyediakan pendidikan yang tidak hanya berkualitas tetapi juga berbasis nilai-nilai Islami. Agus berharap lembaganya dapat terus berkembang, baik dari segi fasilitas maupun kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat melayani lebih banyak anak-anak di masa depan.

Salah satu prioritas utama Agus saat ini adalah menambah ruang kelas agar sistem rolling tidak lagi diperlukan. Ia menyadari bahwa keberadaan ruang belajar yang memadai sangat penting untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif. Selain itu, Agus juga berencana untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar melalui pelatihan dan program pengembangan profesional. Menurutnya, guru yang berkualitas adalah kunci utama dalam menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan bermakna bagi siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun