kehangatan mentari memeluk langkah kaki yang menapaki pergantian waktu
syukurku masih bertemu mentari yang memberikan senyumÂ
melihat kebersamaan dalam dekapan hangat keluarga
dan syukurku melihat senja baringkan lelah
kata ini tak mampu menerjemahkan semua suara hati dan kata yang terlintas  dipikiran ini
hanya kata alhamdulliah yang ku lafalkan
rahman dan rohim-Nya
saat mata ini terpejam di kala malam yang sunyi
terasa sepi namun akan memberikan kenikmatan membuang lelahÂ
namun saat keberadaan diri tak mampu pejamkan mata
kegelisahan mengusikÂ
ternyata sungguh nikmatnya saat lelap bisa menemani  malam
merindu merayu bisa bertemu esok
menjemput semburan mentari yang membias kaca jendela kamar
namun lelah ini tak hilangÂ
terusik resah dan gelisah yang menghampiriÂ
saat raga ini rapuhÂ
sesal dan lara hati mendekap dalam kesunyianÂ
teman sejati yang mampu baringkan pikiran iniÂ
mushafmu bukalah dalam larik lafalnya memberikan jawabanÂ
lelahnya raga ini karena terlena duniawi lengah abdikan diri pada ilahi
waktu yang berlalu hanya menemani dinikmatinya fana yang sesaatÂ
langkah hati ini terasa hilang
langkah ini akan terasa hampa
langkah ini akan terasa terombang-ambing
Assalamualaikum ya akhi ya ukhtiÂ
untuk ragakuÂ
kupanggil nama dalam kalbu terdalamÂ
Ampuni hambamu yang lengah waktu ..
hanya lenggangkan masa dengan kesenangan kepuasan sesaat
kilafku ampuniÂ
selamatkan hamba ini dalam kemungkaranmu
lindungi,Â
Ampunanmu ku mohon setiap nadi berdetakÂ
bersyukurku masih menikmati ibadah pada-Mu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H